Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gadis Kecil yang Memimpikan Rumah bagi Ibunya

26 Februari 2021   12:00 Diperbarui: 26 Februari 2021   12:10 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggambar rumah mewah (sumber gambar: cikimm.com)

Gadis kecil itu menggambar sebuah rumah besar dan menyerahkan ke ibunya. Katanya: bunda, ini rumah kita besok ya. Saya janji akan membuatkan rumah untuk bunda yang bagus dan besar Sang bunda menjawaab: iya nak, semoga cita-citamu tercapai. Belajarlah terus dan berjuanglah terus.

Sebuah keinginan yang terpendam dari gadis kecil sebab ibunya janda dan mereka tinggal di kos-kosan yang kecil. Ayahnya pergi entah ke mana. Katanya mencari sesuap nasi. Tapi ada gosip sang ayah kawin lagi.

Lalu jam berganti jam dan hari berganti hari. Gambar gadis itu makin hari makin bagus dan mendekati rumah senyatanya.Karena ia memang belajar di jurusan arsitektur. Sampai akhirnya ia lulus dan bekerja. Tapi mewujudnyatakan mimpinya tak mudah juga. 

Ia harus naik turun angkutan kota, bekerja membanting tulang siang dan malam. Tapi tak juga terkumpul untuk uang muka. Mungkin karena kejujurannya dalam bekerja, penghasilannya ya tak seberapa.

Dengan sedih setiap pulang kerja, sang gadis yang kini telah dewasa selalu mengeluh dan meminta maaf pada ibunya atas belum terwujudnya mimpinya. 

Sang ibu menjawab dengan sabar bahwa melihat anak gadisnya semangat bekerja, hormat dan sayang padanya, dan jujur dalam bekerja saja sudah menghiburnya dan kos-kosan kecil yang sampai saat ini mereka tinggali sudah sama dengan rumah besar yang selalu digambar dan diidamkan anaknya.

Sampai suatu ketika, saat sang gadis pulang kerja didapatinya ibunya diam seribu bahasa dan tak menjawab oanggilannya. Ternyata sang ibu sudah menghadap Tuhan.

Sang gadis menangis sejadi-jadinya. Dirobeknya semua lukisan dan impian tentang rumah bagi ia dan ibunya. Ibunya toh sekarang mempunyai rumah abadi yang indahnya mengalahkan semua rumah di dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun