Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menyoal Perusakan Bendera dan Baliho Partai Demokrat

16 Desember 2018   06:31 Diperbarui: 16 Desember 2018   06:36 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bendera dan Baliho Partai Demokrat baru-baru ini dirusak di Riau. Perusakan itu dilakukan oleh seseorang yang kini sudah ditangkap okeh polisi. Perusakan terjadi saat kunjungan SBY yang bersamaan dg Kunjungan Presiden Jokowi.

Para petinggi Partai Demokrat (PD) langsung menuduh, hal itu dilakukan oleh simpatisan PDIP. Dan memang perusak mengaku disuruh oleh PDIP. Tapi biarlah penelidikan polisi nanti yang membuktikan.

Hanya saja secara nalar kita bisa bertanya, jika PDIP yang menyuruh motifnya apa? PDIP tak secara langsung berhadapan dengan PD pada Pilpres 2019. PD tak punya capres dan cawapres sendiri. PD terpaksa mendukung Prabowo karena jerentuan KPU partai tak boleh netral  Beberapa petinggi PD bahkan mengatakan membebaskan pilihan kadernya dalam Pilpres 2019. PD juga partai yg suaranya jauh lebih kecil dari PDIP 

Kita yakin bukan PDIP yg ada di balik perusakan itu. Spekulasi yg berkembang PD sendiri yg bermain drama. Hal ini tampak dari pernyataan SBY setelah peristiwa itu yg mengganbarkan PD dianiaya. Ya kira-kira bermain sebagai kurban lah (play victim). Maka saya setuju pernyataan Erick Tohir ketua TKN Jokowi-Maaruf bahwa SBY tak usah bermain drama, biar polisi nanti yang mengudut tuntas.

Lalu jika benar, untuk apa SBY bermain drama jadi kurban? Karena elektabilitas PD terus merosot akibat banyak kadernya terjerat korupsi. Jika tak didongkrak, ada kemungkinan PD tak lolos batas parlemen. Maka elektabilitasnya perlu didongkrak. Salah satunya ya dengan bermain sebagai kurban. Tapi itu kemungkinan lho.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun