“Ih tambah serem dong kak.”
“Iya kan dicari sesuai wajah. Eh Din, kakak mau minta tolong dong. Beliin kakak cilok di belokan depan.”
“Capek ah kak.” Dini langsung ngeloyor keluar dari kamar kakaknya itu secepat kilat.
“Diinn!! Nanti kakak beliin cilok juga.” Teriak Dimmy dari dalam kamarnya itu.
Dalam hitungan detik, Dini sudah berdiri tegap di belakang Dimmy yang sedang mengambil uang dari dalam laci meja belajarnya.
“Siap kakakku.”
“Dasar, tau dibeliin cilok langsung mau.”
“Mau dong kak, Dini laper soalnya.”
“Emang mama ga masak Din?”
“Masak sih kak, tapi mama lagi ke kantor papa. Kayaknya nanti mau belanja bareng.”
“SI papa pulangnya malem mulu ya Din?”
“Iya kak, kadang Dini kasian ngeliat papa kerja keras gitu.”
“Ya udah sana Din, buruan beli, nanti abangnya keburu pergi.”
“Siap, segera meluncur.” Dini langsung meluncur sesaat setelah menerima kucuran dana dari IMF, eh maksudnya menerima uang cilok dari kakaknya itu.
Dimmy mengintip dari dalam pintu kamarnya, melihat ke arah Dini pergi, memastikan adiknya itu sudah pergi jauh.
“Mumpung Dini pergi, gua umpetin kaennya ah. Dini kan orangnya gampang lupaan, pasti dia ntar juga lupa sama kaen putih itu.
Bel Sekolah Dasar Pejuang Muda berbunyi, menandakan bahwa murid-murid sudah harus masuk ke ruang kelas, bersiap menerima pengajaran dari guru-guru yang mengabdikan diri penuh untuk mencerdaskan anak bangsa. Sebenernya tidak hanya anak bangsa sih, ada anak Pak Sopyan, anak Pak Rudi, dan lain-lain, tapi bisa dipastikan tidak ada anakonda di sana.
“Selamat pagi anak-anak.” Bu Yani memasuki ruang kelas dengan langkah pasti dan penuh percaya diri, tidak lupa senyumnya menghiasi wajahnya.
“Selamat pagi buuu!!.” Seluruh siswa di kelas membalas sapaannya.
Bu Yani meletakan tasnya di atas meja, merapikan seragamnya dan melayangkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan dalam kelas. Setelah agak lama ia menarik kursinya agar ada ruang baginya untuk duduk. Ia lanjut mengambil sebuah buku dari tumpukan buku yang ada di meja dan membuka salah satu halamannya.
“Anak-anak, ibu harap tidak ada yang absen ya. Karena hari ini ada tes Bahasa Indonesia ya.”
“Yaaaahhhh…” Beberapa siswa tampak lesu mendengar pengumuman yang baru saja diumumukan oleh Bu Yani. Namun ada juga beberapa siswa yang dengan senyum penuh kemenangannya seakan menantang wali kelasnya tersebut untuk memberikan pertanyaan tersulitnya. Riuh seisi kelas menutup situasi kelas 5A Sekolah Dasar Pejuang Muda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI