Hari-hari berjalan seperti biasa. Namun setiap kali aku mengingat pesan istriku pagi itu, aku selalu merasa ada energi baru. Ia menjadi sumber semangat, sumber doa, dan sumber damai.
Aku belajar, bahwa cinta sejati adalah doa yang tidak pernah terucap. Ia hadir dalam keheningan hati yang selalu mendoakan yang terbaik untuk pasangan. Ia hadir dalam kesetiaan untuk tetap bertahan, meski dunia menawarkan banyak jalan keluar.
Istriku adalah doa itu. Dan aku ingin selamanya menjadi doa untuknya.
Malam tiba, bintang bertaburan di langit. Kami duduk berdua di teras, hanya ditemani secangkir teh hangat. Tidak banyak kata terucap. Hanya diam yang penuh makna.
Ia menatapku, lalu tersenyum. Aku balas tersenyum. Dan dalam senyum itu, aku menemukan semua alasan untuk bertahan, semua alasan untuk bersyukur.
Aku tahu, cinta kami bukanlah cinta yang sempurna. Tapi justru karena itu, ia indah. Sebab cinta sejati tidak pernah tentang kesempurnaan, melainkan tentang keberanian untuk saling menerima, saling menemani, sampai akhir nanti.
Dan sekali lagi, aku berbisik dalam hati:
"Aku mencintaimu, lebih dari kata yang bisa terucap, sayangku." Rahayu***
TAMAT
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI