Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | [Cemburu] Perempuan yang Menjaring Awan di Bukit Kesepian

3 November 2018   07:00 Diperbarui: 3 November 2018   16:09 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak laki-laki itu memandangi cabang-cabang ganjil di pucuk pohon oak tua. Seperti juntaian tangan, kaki, dan kepala yang kurus, sepi, dan sendiri, menghadap jurang.

"Kenapa dia melakukan itu, Kakek?"

Kakek menarik napas, terbatuk sebentar. "Dia kesepian, Bujang. Suaminya telah meninggal, sementara anak satu-satunya tidak kunjung kembali selepas izin mendaki Gunung Papandayan."

Mengigiti bibir, anak laki-laki tambun menggamit tangan kakeknya. Matanya berkaca-kaca. "Aku janji, akan terus menemani Kakek, dan tidak akan membiarkan Kakek kesepian seperti perempuan itu."

Sang Kakek tersenyum kaku, kehilangan kata-kata.

Dalam bungkam, dia merapal doa panjang dan penyesalan mendalam.

Menghukum diri atas luka dan duka Sang Ibunda, perempuan yang menjaring awan di Bukit Kesepian.

***

N. Setia Pertiwi

Cimahi, 03 November 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun