Mohon tunggu...
Nurul fatimah
Nurul fatimah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Keluarga UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Dengan menulis kita bisa mengabadikan semua waktu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penanganan Covid-19 dan Dampaknya

21 Desember 2020   22:10 Diperbarui: 21 Desember 2020   22:11 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Corona yang mulai menyebar pada awal bulan Maret lalu sampai sekarang masih menjadi permasalahan besar. Sejumlah penanganan bencana wabah virus corona dikerahkan untuk mengurangi penyebaran ke sejumlah daerah. 

Pemerintah indonesia kemudian membentuk satu gugus khusus yang ditugaskan untuk memantau dan menangani kasus penyebaran virus corona, yaitu Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang di kepalai oleh Doni Monardo yang juga sekaligus sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia mulai memperlihatkan ke khawatirannya terhadap penyebaran virus corona yang semaki menyebab diseluruh penjuru dunia. Pada awal bulan Februari, virus corona pertama kali terindikasi di Wuhan Cina. Indonesia pada itu masih belum melakukan penanganan karena masyarakat Indonesia masih belum menandakan adanya yang terinveksi virus corona.

Awal bulan maret Indonesia dibuat cemas oleh dua orang warga Depok yang terinveksi virus setelah melakukan kontak langsung dengan orang jepang saat sedang menghadiri pesta. Sejumlah pengamanan dilakukan dan untuk pertama kalinya Indonesia terinveksi virus setelah negara lainnya sudah raturan orang terinveksi virus corona. 

Sebelumnya WHO (World Helath Organization) sempat mengherankan negara Indonesia yang sama sekali tidak ada yang terpapar virus corona. Dilansir oleh Rakyat Merdeka (10/02/20) "Kami WHO khawatir karena Indonesia belum melaporkan satu kasus virus corona yang terkonfirmasi". Kekhawatiran tersebut akhirnya terbukti pada bulan Maret lalu.

Penanganan pertama dengan membentuk satu gugus tugas penanganan covid. Pemantauan dari berbagai daerah untuk mengetahui seberapa banyakkah mansyarakatb yang terkonfirmasi terkena virus corona yang kemudian disirakan kepada sejumlah stasiun televisi negeri maupun swasta. 

Pemerintah memberlakukan sistem lockdown di daerah-daerah zona merah khususnya Jakarta. Semua kegiatan yang dilakukan termasuk kegiatan dalam bidang jasa, produksi, maupun hiburan dilakukan di rumah. Hanya ada beberapa kegiatan operasional yang dilakukan di luar ruangan dan itu pun diharuskan izin terlebih dahulu. 

Sistem lockdown yang dilakukan oleh pemerintah membawa dampak baik maupun buruk. Tetapi lebih banyak buruknya, seperti yang dilansir oleh Liputan 6.com (05/08/20) "Perekonomian Indonesia pada triwulan II-2020 mengalami kontraksi 5,32 persen. Kalau dibandingkan dengan triwulan I maka pertumbuhan ekonomi sebesar -4,19 persen" ujar kepala BPS Suhariyanto. Kemudian, setelah menerapkan sistem lockdown corona belum juga mereda. 

Angka kematian dan terinveksi virus Corona terus meningkat setiap hari. Gubernur Jakarta Anies Baswedan menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). 

Mall, restoran, hotel, dan pusat hiburan total ditutup selama PSBB diberlakukan. Setelah pusat perbelajaan dan hiburan ditutup seperti dilansir oleh kontan.co.id (12/09/20) akhirnya berimbas pada terkontraksinya kinerja sektor perdagangan. 

Hal tersebut dikarenakan turunnya permintaan bahan baku dan penolong. Daya beli masyarakat mulai menurun. Masyarakat banyak yang memilih memesan bahan baku melalaui perdagangan online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun