Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kearifan Lokal Musik Lesung dan Tembang Syukur Kemakmuran

31 Mei 2020   13:44 Diperbarui: 1 Juni 2020   11:46 9654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ndhungkap raina-lesung sumadya (dok pri)

Ndhungkap raina-lesung sumadya. Ndungkap raina, menjelang terang tanah pk 04.30 am kali ini bersama para sahabat, Simbok kembali mengelus lesung .... Hamba sumadya (siap sedia) ...Jendela mulai dibuka bahkan beberapa niyaga (pemain gamelan) untuk ibadah pk 07.30 mulai berdatangan.

Ndhungkap raina-lesung sumadya (dok pri)
Ndhungkap raina-lesung sumadya (dok pri)
Pletheking surya-lesung jumengglung. Teriring pletheking surya (matahari terbit) para taruna bersiap bermusik lesung. Bermusik kothekan lesung di hadapan peserta ibadah yang bergelombang hadir sebagai pertanda iring-iringan peserta dari berbagai blok GKJW Mojowarno.

Taruna bermusik lesung dan ibu pendamping (dok pri)
Taruna bermusik lesung dan ibu pendamping (dok pri)
Taruna berbusana batik modifikasi memainkan harmoni sesekali dipandu oleh ibu sepuh pelatihnya, grup ini menjadi juara 2 pada lomba kothekan. Iramanya riang dimainkan sambil berdendang bergurau.

Wanodya yu -- kotekan lesung. Pk 06.43 am .... Saatnya generasi menengah para wanodya yu perempuan ayu cantik dari blok Mojowangi berbusana khas, bermusik lesung.  Kain jarik bawah lutut, kebaya sesiku dan bercaping selaku simbol busana kerja. Beliau  dengan sigap gandhes luwes menggantikan para teruna.

Wanodya yu bermusik lesung (dok pri)
Wanodya yu bermusik lesung (dok pri)
Budhe-budhe lesung jumengglung. Pk 07.10 am....generasi sepuh berkebaya lurik mengambil alih kothekan lesung alias lesung jumengglung, nuansa perbawa, keluguan rasa syukur memancar melalui alunan thek..dhung..thek. Entah apanya yang mengingatkan saya pada teater Sahita dari Solo.

Terjadi estafet bermusik lesung. Para teruna dengan tuntunan maestro. Disambung generasi dewasa dan generasi sepuh yang sasmita tut wuri handayani. Setiap komponen siap legawa berganti peran, layaknya lesung yang berganti peran antar peradaban.


Musik lesung dalam Ibadah Syukur

Pk 07.30 am ..... saatnya ibadah dimulai, jemaat berdiri menyanyi lagu "Lebar Panene" diiringi musik lesung berkolaborasi dengan gamelan. Sementara prosesi pendeta diiringi perwakilan sung pisungsung dari perwakilan masyarakat, elemen Pemerintah Daerah setempat, perwakilan umat antar agama memasuki ruangan. Gaung syukur dikumandangkan...

Lebar Panene
Sampun lebar panene, lalala...lalala...
Sampun minggah pantune, lalala...lalala...
Tabrine tiyang tani pinaringan berkah
Samangke sampun mukti lan ayeming manah
lalala...lalala... lalala...lalala...

[Terjemahan bebas: Usai Panen. Panen tlah usai lalala...lalala... Padi telah dinaikkan (ke lumbung) lalala...lalala... Sawah petani diberkati. Kini telah makmur dan hati sejahtera lalala...lalala...]

Musik lesung sangat dekat dengan kehidupan nyata manusia. Pengetahuan lokal yang terjalin dalam kearifan lokal untuk harmonisasi tatanan alam maupun sosial. Mengusung musik lesung dalam ibadah syukur menjadi media pewartaan pemeliharaan Tuhan pada kehidupan umat-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun