"Lesung jumengglung, sru imbal-imbalan. Lesung jumengglung, maneter mangungkung
(Bunyi lesung alias tempat perontok dan menumbuk padi bergema berulang bersahutan. Bunyinya meliuk membelit), pethikan lirik tembang Lesung jumengglung"
Paket lesung, alu, lumpang              Â
Terkenang masa kecil kami, keluarga agraris memiliki seperangkat peralatan lesung, alu dan lumpang di dekat lumbung. Setidaknya beberapa keluarga berdekatan diizinkan menggunakan oleh keluarga yang memilikinya. Saat batas antar rumah tanpa sekat pagar masif dan mudah dilalui.
Lesung terbuat dari gelondongan kayu utuh. Terdapat ceruk ruang memanjang dengan kedalaman tertentu. Sedangkan alu atau antan adalah alat penumpuk dari kayu memanjang dengan bagian tengah melekuk untuk memegangnya.
Ikatan panenan padi yang sudah kering ditutu dengan alu dalam lesung. Terjadi proses perontokan padi. Menghasilkan gabah dengan hasil samping tangkai malai alias merang. Dilanjutkan dengan memecah gabah, menghasilkan beras dengan hasil samping sekam atau brambut. Digunakan tampah sebagai penampinya.
Kegiatan berikutnya berpindah ke lumpang yang berada di ujung lesung. Beras utuh disosoh dengan bantuan alu. Penyosohan bergantung pada tingkat keputihan yang dikehendaki dengan hasil beras sosoh dan hasil samping berupa bekatul.
Terasa kedamaian tertentu saat mendengar alunan lesung alu lumpang. Seolah pewarta masih tersedia pangan berupa padi-beras. Masa tertentu tidak terdengar dentuman alu lesung namun yang terdengar paduan alu dan lumpang. Penanda sedang menepung gaplek (singkong kering) ataupun jagung.
Apapun yang sedang ditumbuk menyejukkan rasa. Ada sumber pangan karbohidrat entah beras, jagung ataupun singkong. Keanekaragaman pangan bersumber daya pangan lokal. Pengejawantahan lirik tembang syukur kemakmuran.
Tugas paket lesung, alu dan lumpang kini digantikan oleh peralatan lain. Hasil panenan padi di sawah dapat langsung dirontokkan dengan aneka ragam perontok. Entah dengan cara digebuk dengan tenaga manusia atau dengan perontok bertenaga motor.
Lantai jemur dapat dihemat dengan modifikasi jemur padi bertangkai menjadi gabah. Gabah kering kering diproses menjadi beras utuh yang dilanjutkan dengan proses sosoh. Kesemuanya dilaksanakan secara mekanisasi.
Saatnya paket lesung, alu dan lumpang beristirahat dari teknologi peradaban. Setiap zaman memiliki keunggulan teknologinya. Apa yang modern saat ini menjadi kuna di masa berikutnya. Setiap komponen perlu menerima dengan legawa.
Keberadaan lesung, alu dan lumpang menjadi sangat berharga. Salah satu bukti perkembangan peradaban. Kini lebih banyak menghiasi tempat istimewa semacam museum dan kolektor. Beberapa menggubahnya menjadi seni musik lesung atau kothekan. Nada iramanya tetap mengumandangkan tembang syukur.
Alu-lesung dalam budaya
Pasangan lumpang dan alu juga digunakan sebagai simbol kesatuan pria wanita (lingga dan yoni). Simbol yang lekat dengan keagamaan terutama Hindu nuansa Jawa. Saling mengisi bekerja sama mengupayakan kesejahteraan keluarga baik artian sempit maupun luas.
Masa kecil kami, kothekan lesung di malam hari berkaitan dengan gerhana bulan. Mendengar nada kothekan membuat sang buto (raksasa) gusar dan memuntahkan kembali bulan yang ditelannya. Meski tanpa penjelasan ilmiah, namun kami kawula alit patuh pada tradisi.
Musik lesung juga pernah digunakan untuk sabotase. Â Mari simak cerita rakyat Sangkuriang maupun Bandung Bandawasa. Menyadari tanda keberhasilan pembangunan sebagai pemenuhan janji persyaratan sebelum fajar menyingsing, sang peracik cerita membuat siasat melalui kothekan lesung.
Riuhnya kothekan lesung saat lingsir wengi mengguncang tatanan alam, membangunkan sang ayam jantan dari lelap.  ...kukuruyuk....jago kluruk (ayam jantan berkokok) sebelum waktu ndungkap raina dan menggagalkan misi. Kothekan diracik sebagai pengingat kearifan lokal. Memberikan peringatan secara halus  untuk tidak menabrak tatanan sosial.
Sejumput kenangan bertahun lalu berkunjung ke GKJ Mojowarno di Jombang, Jawa Timur. Terdapat tradisi iring-iringan syukur panen yang dikemas menjadi suguhan nasional bahkan internasional, mendulang banyak pengunjung.
Lingsir wengi -- lesung jumaga. Lingsir wengi, jarum jam  baru menunjukkan pk 03 am.... Simbok penulis berbaju putih nekad menghampiri lesung di teras bangunan. Setelah yakin bahwa sosok berbaju putih yang sendirian dalam diam mengamati lesung di teras GKJW Mojowarno itu titah sebangsanya, seorang petugas menyapa ramah dan menyilakan kalau mau masuk ruang ibadah.
Ndhungkap raina-lesung sumadya. Ndungkap raina, menjelang terang tanah pk 04.30 am kali ini bersama para sahabat, Simbok kembali mengelus lesung .... Hamba sumadya (siap sedia) ...Jendela mulai dibuka bahkan beberapa niyaga (pemain gamelan) untuk ibadah pk 07.30 mulai berdatangan.
Wanodya yu -- kotekan lesung. Pk 06.43 am .... Saatnya generasi menengah para wanodya yu perempuan ayu cantik dari blok Mojowangi berbusana khas, bermusik lesung. Kain jarik bawah lutut, kebaya sesiku dan bercaping selaku simbol busana kerja. Beliau dengan sigap gandhes luwes menggantikan para teruna.
Terjadi estafet bermusik lesung. Para teruna dengan tuntunan maestro. Disambung generasi dewasa dan generasi sepuh yang sasmita tut wuri handayani. Setiap komponen siap legawa berganti peran, layaknya lesung yang berganti peran antar peradaban.
Musik lesung dalam Ibadah Syukur
Pk 07.30 am ..... saatnya ibadah dimulai, jemaat berdiri menyanyi lagu "Lebar Panene" diiringi musik lesung berkolaborasi dengan gamelan. Sementara prosesi pendeta diiringi perwakilan sung pisungsung dari perwakilan masyarakat, elemen Pemerintah Daerah setempat, perwakilan umat antar agama memasuki ruangan. Gaung syukur dikumandangkan...
Lebar Panene
Sampun lebar panene, lalala...lalala...
Sampun minggah pantune, lalala...lalala...
Tabrine tiyang tani pinaringan berkah
Samangke sampun mukti lan ayeming manah
lalala...lalala... lalala...lalala...
[Terjemahan bebas: Usai Panen. Panen tlah usai lalala...lalala... Padi telah dinaikkan (ke lumbung) lalala...lalala... Sawah petani diberkati. Kini telah makmur dan hati sejahtera lalala...lalala...]
Musik lesung sangat dekat dengan kehidupan nyata manusia. Pengetahuan lokal yang terjalin dalam kearifan lokal untuk harmonisasi tatanan alam maupun sosial. Mengusung musik lesung dalam ibadah syukur menjadi media pewartaan pemeliharaan Tuhan pada kehidupan umat-Nya.
Pemeliharaan yang direspon melalui ungkapan syukur gya sung pisungsung menghaturkan persembahan melalui kehidupan nyata. Kehidupan setiap titah layaknya musik lesung. Setiap kiprahnya menghadirkan harmoni. Bersedia menjadi bagian lirik tembang syukur kemakmuran bersama.
Salam harmoni