Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mamanda, Teater Tradisional Pesona Bumi Lambung Mangkurat

18 Februari 2020   20:59 Diperbarui: 18 Februari 2020   21:20 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mamanda, teater tradisional masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan (dok pri)

Sebagai raja yang akomodatif pemimpin persidangan menelisik masalah demi masalah. Berorientasi kepada kesejahteraan rakyat. Selalu meminta masukan dari setiap pihak yang disebut dengan kehormatan Paman atau 'Mamanda' dalam bahasa daerah Banjar.

Ritme pertunjukan semakin dramatik. Kehadiran Panglima Perang yang sejak masuk menguarkan aura jumawa layaknya peran antagonis. Pasangan Khadam alias ajudan sang badut yang kocak. aduan dari aneka komponen rakyat yang disampaikan dalam bahasa daerah Banjar yang bermuara pada ketidak selarasan data.

Dari mana awalnya? Perdana Menteri tertuduh, menyeret Panglima Perang, menarik Mangkubuni, merembet ke Khadam, benang ruwet terjalin. Dengan santunnya Sesepuh dan permaisuri memberi saran kepada Raja untuk menangguhkan persidangan dan Raja menelisik sendiri dalam arif.

Tralala...awal dari kehebohan adalah persekongkolan Mangkubumi dan Khadam yang sejak awal tampil kalem kocak. Menjadi akhir klimaks yang tak terduga ibarat twist dalam flash fiction.

Mangkubumi digelandang keluar dari persidangan dengan tidak hormat. Khadam diturunkan pangkatnya menjadi jeem. Bukan general manager namun tukang jaga malam.

Ya...Merajut Asa di Pelinggam Cahaya, ditegakkannya keadilan, teladan penguasa yang berdedikasi kepada kesejahteraan rakyat. Pesan digulirkan melalui edukasi tanpa menggurui.

Kesenian lokal komponen kebhinekaan

Mamanda, mengandung kemiripan dengan lenong Betawi. Ada kesamaan dengan Ketoprak maupun Ludruk dari daerah Jawa. Dijumpai pembeda pemain baku seperti Raja, Perdana Menteri, Mangkubumi, Panglima Perang, Harapan Pertama, Harapan kedua, Khadam (Badut/ajudan), Permaisuri.

Berbekal informasi dari mbah Google, Mamanda berasal dari kata 'Mama' yang berarti paman (bahasa Banjar) dengan tambahan 'nda' yang dihormati. Seni tradisional yang popular, media hiburan sekaligus digunakan untuk sarana penyuluhan, pendidikan pekerti tanpa menggurui.

Kearifan lokal sejati, kalau ada yang tertempelak loh bukankah ini kisah dari kerajaannya si Khadam. Bukan, ini tidak sedang menyindir seseorang ataupun sekelompok. Lah kalau ada yang merasa perlu berbenah diri, ini yang diharapkan.

Estafet pelaku budaya kesenian tradisional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun