Pekarangan, waduh siapa yang tidak kepingin. Umumnya berupa ruang terbuka di sekitar rumah, tempat menyalurkan hobi, juga rekreasi keluarga. Kali ini saya membahas soal pekarangan yang mini seluas 1m persegi, itupun bukan milik kami. Pekarangan mini dengan fungsi laboratorium pengetahuan lokal.
Pekarangan Mini
Sekian dasawarsa lalu, umumnya rumah tinggal berdiri di tengah hamparan. Dikelilingi oleh ruang terbuka di empat penjuru.Â
Halaman depan sebagai area masuk dengan penataan yang khas. Halaman samping kiri kanan yang bersebelahan dengan pekarangan tetangga. Area terbuka lain lazim disebut kebun belakang.
Pekarangan menjadi semacam home garden dengan aneka fungsi. Mulai dari estetika keindahan, penyalur hobi sarana rekreasi. Hingga fungsi ekonomi sebagai penopang kebutuhan keseharian, semisal sayuran, buah maupun bumbu dapur.
Kini pekarangan mengalami penyesuaian wujud. Dapat berupa seuprit lahan di pojok bangunan. Atau bahkan bukan berupa lahan terbuka, karena kiri kanan belakang sudah berimpitan dengan tembok tetangga. Bisa jadi terbatas pada ruang teras sempit ditata asri penuh tanaman.
Pepatah, rumput tetangga lebih hijau, jamak terdengar. Nah, kali ini bukan rumput, namun suatu pojok mungil seukuran 1mx1m. "Pinjam pojok hijau mungil ya, budhe, untuk model".
Kolaborasi empon-empon kunyit, dinaungi rumpun pandan wangi, gedi tulang daun merah dan putih, daun Afrika, hingga tanaman singkil. Ada kombinasi warna, perpaduan wujud daun juga fungsi berbeda.
Pekarangan Mini Laboratorium Pengetahuan Lokal
Tampil relatif menjulang adalah tanaman singkil. Perdu ini secara berkala dipangkas, maksimal 2m untuk memudahkan memetik daunnya.Â
Tampil cantik dengan bunga majemuk yang elok. Menyembulkan dompolan buah berwarna hijau saat muda dan ungu tua saat menua.
Memiliki nama ilmiah Premna Spp. Aneka sebutan lokal dari bebuas, beruas, buas-buas, ambong-ambong laut, pecah piring, singkil, atau limau pantai. Penamaan yang mestinya punya cerita dan makna. Nama dagangnya adalah sayur ulam.
Secara berkala saya minta izin budhe untuk petik daunnya. Masakan ikan mau tuna, blanak, mujair maupun kembung dengan aroma segar asam ringan.
Tanaman gedi. Wujudnya sekilas mirip tanaman singkong si manihot dengan kesamaan daun menjari. Daun Gedi (Abelmoschus manihot) salah satu komponen dalam pembuatan bubur Manado. Menghasilkan nuansa pengental nglitrek yang khas.
Tanaman Daun Afrika. Maraknya pengobatan alternatif dan racikan herbal, mencuatkan sosok tanaman daun Afrika (Vernonia amygdalina). Dipopulerkan oleh para tabib Tiongkok, kini ngetren cukup banyak ditanam di pekarangan.
Tanaman Pandan Wangi. Daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) digunakan untuk pewarna makanan yang alami sekaligus pengharum. Dapur dan daun pandan selalu berdampingan, masak kolak ataun bubur kacang hijau tanpa pandan serasa ada yang kurang.
Irisan halus daun pandan wangi menjadi pengharum ruangan ala pekarangan. Mengusir bau kurang sedap dalam ruangan, ditaruh dalam wadah terbuka. Dibiarkan mengering menguarkan bau harum dan secara berkala diganti.Â
Tanaman ini juga menjadi bagian dari reroncean acara sejak dari pengantin hingga acara kematian.
Serumpun Tanaman Kunyit. Ingatan apa yang paling melekat dengan kunyit? Nasi kuning dan opor.Â
Yaak warna kuning keemasan pada nasi kuning sebagai perlambang doa harapan didapat dari perasan kunyit. Beras kunyit juga lekat dengan ritual budaya Batak, Jawa, Nusantara pada umumnya.
Penambahan kapur sirih, menetralkan kemasaman alami kunyit sehingga aman untuk lambung. Penambahan kapur juga mengubah warna kuning kunyit menjadi merah. Lihat saja ludah merah para penyirih.
Selalu kagum dengan pengetahuan lokal dari pekarangan. Entah bagaimana para leluhur mengikat warna kuning yang stabil ini dengan baik. Pemanasan tak mengubahnya. Buktinya nasi kuning dikukus, opor dimasak tetap berwarna kuning cerah.
Kini banyak bukti bahwa kunyit alias kunir (Curcuma longa Linn. sinonim Curcuma domestica Val.) adalah antibiotik alami. Juga untuk penunda kepikunan, mengandung bahan aktif curcumin. Aneka ramuan jamu dan bumbu masakan memerlukan secuil kunyit.
Bahkan daunnya juga menjadi bumbu masakan ikan khas SumUt. Tanam kunyit di pekarangan yook, tak perlu lahan luas loh dalam polibag/pot juga bisa koq. Ada laboratorium dalam serumpun kunyit.
Pekarangan Mini Aneka Fungsi
Pojok mini Budhe tetangga yang terlihat hijau menyiratkan betapa pekarangan mini memiliki aneka fungsi. Sebagai laboratorium teknologi berbasis pengetahuan lokal berukuran mini.Â
Pengetahuan yang berkembang menjadi kearifan. Laboratorium sosial, thok..thok...permisi, boleh minta izin minta daun pandan.
Mari wujudkan pekarangan mini sebagai gaya hidup. Dapat dimodifikasi dengan tanaman pot. Bahkan bila tiada ruangpun dapat menumpang di pagar. Menerapkan model tanam gantung, verti-culture dengan tanaman yang sesuai.
Menyalurkan hobi, ekspresi rekreasi hingga kebun gizi. Menyaring udara hingga memasok air hujan menelusuri ibu bumi. Langkah kecil yang menjadi bagian dari pemeliharaan semesta. Salam lestari.