Yaak warna kuning keemasan pada nasi kuning sebagai perlambang doa harapan didapat dari perasan kunyit. Beras kunyit juga lekat dengan ritual budaya Batak, Jawa, Nusantara pada umumnya.
Penambahan kapur sirih, menetralkan kemasaman alami kunyit sehingga aman untuk lambung. Penambahan kapur juga mengubah warna kuning kunyit menjadi merah. Lihat saja ludah merah para penyirih.
Selalu kagum dengan pengetahuan lokal dari pekarangan. Entah bagaimana para leluhur mengikat warna kuning yang stabil ini dengan baik. Pemanasan tak mengubahnya. Buktinya nasi kuning dikukus, opor dimasak tetap berwarna kuning cerah.
Kini banyak bukti bahwa kunyit alias kunir (Curcuma longa Linn. sinonim Curcuma domestica Val.) adalah antibiotik alami. Juga untuk penunda kepikunan, mengandung bahan aktif curcumin. Aneka ramuan jamu dan bumbu masakan memerlukan secuil kunyit.
Bahkan daunnya juga menjadi bumbu masakan ikan khas SumUt. Tanam kunyit di pekarangan yook, tak perlu lahan luas loh dalam polibag/pot juga bisa koq. Ada laboratorium dalam serumpun kunyit.
Pekarangan Mini Aneka Fungsi
Pojok mini Budhe tetangga yang terlihat hijau menyiratkan betapa pekarangan mini memiliki aneka fungsi. Sebagai laboratorium teknologi berbasis pengetahuan lokal berukuran mini.Â
Pengetahuan yang berkembang menjadi kearifan. Laboratorium sosial, thok..thok...permisi, boleh minta izin minta daun pandan.
Mari wujudkan pekarangan mini sebagai gaya hidup. Dapat dimodifikasi dengan tanaman pot. Bahkan bila tiada ruangpun dapat menumpang di pagar. Menerapkan model tanam gantung, verti-culture dengan tanaman yang sesuai.
Menyalurkan hobi, ekspresi rekreasi hingga kebun gizi. Menyaring udara hingga memasok air hujan menelusuri ibu bumi. Langkah kecil yang menjadi bagian dari pemeliharaan semesta. Salam lestari.