Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Nyabuk Gunung", Budaya Memuliakan Tanah dan Menekan Erosi

11 Desember 2019   14:01 Diperbarui: 11 Desember 2019   20:16 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyabuk gunung, menekan erosi dan memuliakan tanah (dok pri)

Istilah sabuk gunung dalam kehidupan merujuk pada pola penggunaan lahan pada daerah berlereng dengan cara mengikuti kontur atau memotong lereng. Secara perspeftif akan terlihat sabuk atau ikat pinggang yang melingkari tubuh gunung.

Petani, merawat tanah merawat kehormatan (dok pri)
Petani, merawat tanah merawat kehormatan (dok pri)

Secara teknis akan menghasilkan bentuk berundak. Jajaran teras pada bidang kelerengan. Sehingga muncul istilah terasering. Memotong panjang lereng untuk mengurangi erosi tanah. Erosi tanah berupa pengikisan permukaan tanah yang identik dengan 'melorotnya pakaian' gunung.

Pendekatan nyabuk gunung adalah gerakan memuliakan tanah. Menjaga martabat manusia pengelola bumi. Rasa malu yang sangat apabila tanah mengalami erosi. Rasa pengakuan yang diikuti dengan tindakan nyata.

Kendalikan Erosi Tanah, Selamatkan Masa Depan
Realita menunjukkan makin banyaknya tanah yang mengalami kerusakan atau degradasi. Aneka wujud kerusakan mulai dari erosi, polusi hingga sedimentasi. Penyebabnya ada yang bersifat alami, banyak yang berasal dari praktik pengelolaan yang kurang tepat.

Realita berdasarkan telaah ini, menggerakkan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, sejak tahun 2015 menetapkan Hari Tanah Sedunia. Diperingati setiap tanggal 5 Desember. Tujuan utamanya adalah membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kerusakan tanah.

Hari Tanah Sedunia tahun 2019 ini bertemakan "Stop Erosi Tanah, Selamatkan Masa Depan". Mengapa erosi atau pengikisan permukaan tanah perlu dikendalikan? Adakah batas toleransi erosi?

Secara genetik geologis, tanah merupakan lapisan yang tumbuh. Kecepatan pembentukan tanah alami sangatlah lambat. Untuk membentuk lapisan tanah baru setebal 2-3 cm diperlukan waktu 10 abad alias 1000 tahun.

Berarti hanya sepersekian mm ketebalan tanah terbentuk setiap tahunnya. Secara alami, itu juga nilai batas toleransi erosinya. Erosi yang melebihi batas aman akan mengancam masa depan kehidupan manusia.

Lereng terbuka, peka erosi (dok pri)
Lereng terbuka, peka erosi (dok pri)

Mengendalikan erosi menjadi tanggung jawab bersama manusia. Selama ini penunjuk selalu teracung kepada pelaku agrobisnis langsung. Praktek pengelolaan lahan dan teknik budidaya yang tidak sepenuhnya mengikuti kaidah konservasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun