Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cantigi Cantik Vegetasi Endemik di Kawah Ratu Gunung Tangkuban Perahu

5 Mei 2019   17:11 Diperbarui: 5 Mei 2019   19:35 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cantigi berbuah lebat (dok pri)

Karakteristik alam di seputar kawah ini sangat khas. Berkadar belerang tinggi. Hamparan berhiaskan bongkahan batu yang tidak rata. Sehingga ekosistemnya juga khas. Ekosistem kawah, paduan faktor biotik (kehidupan) dan abiotik (alam) timbal balik yang khas. Diantaranya jenis tumbuhannya.

Cantigi Cantik Vegetasi Endemik Kawah Ratu TWA Tangkuban Perahu
Tak jauh dari papan nama Kawah Ratu (Ratu crater) pengunjung akan menjumpai papan penunjuk area vegetasi endemik manarasa. Perlu amatan sejenak untuk mengenali tampilan vegetasinya. Sungguh tak asing, perdu berukuran sedang 2m dengan daun bujur telur berpucuk merah ini.

Aha ini dia si cantik cantigi gunung (Vaccinium varingiaefolium) alias manis rejo (Jawa) yang juga dikenal dengan nama manarasa (Sunda). Mengingatkan dengan tanaman yang sama di kawah Sikidang areal Dieng (Jawa Tengah). Olala tampil menawan. Tegak tegar di tengah kegersangan, bertahan diantara kepulan asap belerang, berbedak debu, berginci pucuk daun merah merona. Teringat inilah tampilan si cantik cantigi gunung ......

Cantigi berlatar kabut di kawah Ratu Tangkuban Perahu (dok pri)
Cantigi berlatar kabut di kawah Ratu Tangkuban Perahu (dok pri)
Saat kunjungan, kawasan areal kawah berkabut pekat. Tampilan cantigi di bibir kawah terasa perkasa meski terlihat kesepian. Begitupan tegakannya diantara bongkahan batu dan alam berkabut terlihat mendongak bersaput mistis.

Cantigi di bibir kawah berkabut (dok pri)
Cantigi di bibir kawah berkabut (dok pri)
Merespon kerasnya alam sekitar yaitu sengatan matahari dan kerasnya tamparan angin, batang cantigi meliuk liat keras dan berakar kuat berjangkar ke bumi.

Tajuknya cukup menjadi pelindung peneduh, kala panas menyengat. Banyaknya pengunjung yang bersandar bahkan memanjat pohon manarasa/cantigi di tepian kawah. [Teringat saat di kawah Sikidang seorang gadis kecil berbaju pink berteduh di kerimbunan cantigi memerah]


Untuk menyimpan air, daun cantigi agak menebal dengan bentuk  melonjong. Gradasi warna dari kemerahan saat muda menjadi oranye hingga menghijau menjadi persinggahan mata di hamparan kawah yang panas gersang.

Cantigi berbuah lebat (dok pri)
Cantigi berbuah lebat (dok pri)
Berbeda saat kunjungan, kesulitan mengamati bunganya. Teringat menyimpan foto bunga cantigi dari kawah Sikidang. Bunganya sungguh cantik berbentuk rangkaian berwarna merah marun dengan bentuk meruncing. Buah membulat dari hijau beralih ke hitam keunguan penanda kandungan pigmen antosianin, menurut penduduk setempat buahnya juga edible aman dimakan.

Bunga cantigi, buah muda dan buah matang keunguan (dok pri)
Bunga cantigi, buah muda dan buah matang keunguan (dok pri)
Tak tahan mencicip, tangan saya memetik sebutir buah keunguan. Tanpa mencucinya, hanya mengusapkannya di lengan baju dan mencicipnya, hmm enak. Semoga tak banyak pengunjung yang melakukannya hehe. Beberapa kajian yang mencoba mendayagunakan buah cantigi diantaranya pemanfaatan kandungan antosianin yang potensial sebagai antioksidan.

Bagi para pendaki gunung, tanaman cantigi ini sungguh berarti. Sosok segarnya menghibur dan menguatkan hati. Tanamannya menjadi penopang dan tempat berpegangan para pendaki, bahkan batangnya menjadi bahan arang penduduk sekitar. Daun mudanya biasa dilalap penduduk sekitar kawah sehingga aman juga untuk survival pendaki. Begitupun buah matangnya.

Sesanti dari cantigi
Bersenang-senang sambil belajar. Keterbatasan pandang oleh kabut melabuhkan perhatian pada cantigi yang terlihat. Selalu ada pembelajaran dari alam. Alam takambang jadikan guru kata urang Minang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun