Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Binatang Juga Punya Perasaan

24 Juli 2021   21:51 Diperbarui: 24 Juli 2021   21:52 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapi menangis melihat hewan lain disembelih (Sumber : suara.com)

Hampir setiap tahun terjadi, tidak sedikit menjadi berita bahwa hewan Qurban memberontak saat disembelih. Apa karena sang penyembelh tidak cukup fasih membaca doa penyebelihan? Bisa jadi. Tapi kemungkinan sedikit.Kebanyakan adalah hewan stress duluan karena melihat kawan spesiesnya "dibantai" didepan matanya.

Memang tidak semua panitia berlaku demikian, tapi alangkah bijaksanya menjadi pelajaran kedepan untuk menghargai perasaan hewan calon qurban ini agar dipisahkan antara antrian binatang yang disembelih dengan yang belum. Bukankah ini adalah salah satu bagian dari adab penyembelihan qurban?

Seperti video viral yang saya saksikan dimedia sosial, belum apa-apa sapi sudah menangis tersedu-sedu karena melihat sapi lain disembelih.

Hal ini juga pernah saya saksikan sendiri beberapa tahun lalu, seekor kambing menggila karena melihat kawan spesiesnya dibelih didepan matanya. Sehingga ketika gilirannya disembelih memberikan pemberontakan yang cukup berarti. Apakah ini sepele? Mungkin iya, bagi sebagian orang. Toh itu hanya binatang.

Namun dari segi rasa biasanya akan lebih berpengaruh, karena hewan stress ototnya menegang sehingga dagingnya akan lebih keras. Efek kejiwaan hewan yang uring-uringan ketika disembelih, sedikit banyak mempengaruhi kejiwaan yang memakannya. Gampang emosian, misalnya. Meskipun perlu penelitian lebih lanjut.

Tak Bisa Bicara Bukan Berarti Tak Punya Perasaan

Saya pernah mendengar kisah, ketika Adam pertama kali turun ke Bumi. Dia mengalami gegar hidup daripada gegar budaya. Hal ini disebabkan dimana surga apa saja tersedia, dibumi segala sesuatu diusahakan. Untungnya ada mentor Malaikat Jibril yang mengajari, bahwa untuk memakan nasi saja harus menanam padi, yang tanahnya harus dibajak dulu, bulir berasnya harus dipisah dari gabah, setelah menjadi beraspun harus pakai acara dimasak;

Dalam pikiran Nabi Adam mungkin stress ya.. Sudah biasa hidup enak foya-foya disurga, sekarang suruh susah, makan aja harus repot menanam, membajak, memanen, dan memasak.

Hingga suatu hari saat sedang membajak sawah, kerbaunya membangkang tak mau bergerak. Kemudian Nabi Adam memarahinya "Hai, kurang ajar sekali kamu tidak mau mematuhi tuanmu ini untuk membajak sawah." Kira-kira sperti itu kata Adam sambil memecut si Kerbau.

Lalu si kerbau menjawab : Daripada kamu lebih hina daripada saya.. Sudah tau dilarang Tuhan untuk memakan buah larangan/Kuldi. tapi membangkang.

Mendengar perkataan kerbau ini, Adam tak hanya tersinggu tapi mengadu pada Tuhannya "Ya, Allah... apakah tidak cukup penderitaanku, hingga dibumipun harus menerima penghinaan dari para penghuninya juga atas kesalahanku yang lalu?"

Karena rasa sayang Allah pada Adam maka agar Adam tidak dapat menerima penghinaan lagi, seluruh hewan dibumi "dibisukan" dalam arti tidak bisa bicara bahasa manusia sehingga tidak ada lagi hewan yang bisa menghina Adam.

 Itu salah satu saja ya.. pengorbanan makhluk lain untuk manusia. Berdasarkan cerita lain bahkan makhluk jin rela pindah hidup di laut agar daratan bisa menjadi tempat tinggal manusia. Seperti kisah Syeh Subakir dan Tanah Jawa, konon ceritanya seluruh tanah jawa dulu adalah tempat tinggal para Jin, karena mau ditempati manusia maka jin disuruh mengungsi ke laut bagian Selatan.

Dari cerita singkat ini, kadang saya berpikir apa yang kita pikir sebagai hal musyrik atau bid'ah terhadap ritual persembahan laut bisa jadi salah. Bisa jadi awal mula persembahan laut adalah bukan bentuk pemujaan atau menduakan Tuhan, melainkan bentuk penghargaan nenek moyang manusia jawa terhadap senior para Jin yang sudah bersedia mengorbankan tempat tinggalnya untuk manusia dan mereka rela tinggal di laut.

 Tapi itu semua kembali kepada keyakinan masing-masing ya.. Saya hanya memberikan perspektif alternatif setidaknya untuk menyadarkan kita agar tidak menjadi makhluk arogan. Bukankah Tuhan sudah sangat baik memberikan semua hal yang di bumi untuk manusia. Bahkan makhluk lainpun disuruh mengalah?

Semangat dan Makna Qurban 

Kita ketahui bersama bahwa Qurban adalah tradisi yang diwarikan oleh bapak para Nabi yaitu Nabi Ibrahim. Makna utama dari Qurban pada dasarnya bukan pada makan daging qurbanya, melainkan kerelaan dari orang yang melakukan qurban. Karena mengambil sebagian harta yang disayanginya untuk diwujudkan dalam bentuk hewan dan dibagikan pada orang yang kekurangan.

Sedangkan bentuk kerelaan dan pengabdian  bagi binatang terhadap Tuhannya adalah mengorbankan nyawanya untuk manusia. Bukankah itu pengorbanan yang sangat besar bagi makhluk yang kadang bertingkah arogan? Maka marilah menghargai pengorbanan hewan qurban ini agar qurban tahun depan dan tahun-tahun berikutnya jangan dipertontonkan penyembelihan didepan mata calon hewan qurbannya lagi.

Wallahua'lam bisshowab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun