Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Belajar Skill Selama Ramadhan yang Bisa bermanfaat di Dunia dan Akhirat

15 April 2021   15:57 Diperbarui: 15 April 2021   16:09 2290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar Skill Selama Ramadhan yang Bisa Bermanfaat di Dunia dan Akhirat. (sumber : desain dari pngtree.com) 

30 hari dalam bulan Ramadhan adalah waktu yang bisa dikatakan cukup singkat untuk menciptakan kebiasaan baik seorang manusia. Penelitian populer dari Dr. Maxwell Maltz di buku Psychocybernetics pada tahun 60-an menyebutkan setidaknya kita perlu waktu minimal 21 hari untuk mengubah suatu kebiasaan.  Studi terbaru yang sejenis pada  tahun 2009 menyatakan, kita memerlukan waktu 18-254 hari untuk mengubah sebuah kebiasaan. Namun secara rata-rata kita memerlukan waktu 66 hari untuk mengubah kebiasaan.(Sains.kompas, 2018)

Apakah ramadhan akan kita biarkan berlalu begitu saja tanpa ada perubahan yang signifikan dalam diri kita? Lalu skill apa yang dapat kita kembangkan sehingga sesuai dengan semangat Idul fitri yaitu kembali suci? Menjadikan kita manusia baru yaitu lebih baik daripada kita yang dulu?

Dalam artikel ini saya mengklasifikasikan dua skill yang bisa kita kembangkan. Pertama, Skill bertahan hidup atau yang bermanfaat untuk kehidupan dunia. Kedua, Skill bekal setelah mati atau yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Berikut ini skill yang dapat kita pelajari tanpa rasa terbebani :

 

Pertama, Skill bertahan hidup atau yang bermanfaat untuk kehidupan dunia, antara lain :

  • Memasak dan menakar nilai kandungan gizi pada makanan

Muslimah memasak. Sumber : freepik.com
Muslimah memasak. Sumber : freepik.com

Saya pikir memasak adalah skill dasar yang penting dimiliki setiap orang tanpa memandang status jender tertentu dimana pada zaman dulu hanya distereoptypekan pada perempuan.  Namun di lingkungan masyarakat modern seperti sekarang, profesi didunia memasak seperti chef banyak berasal dari kaum lelaki dan dianggap professional dan high class tak berbeda dengan dokter, pengacara, notaris, dan sebagainya.

Mengapa memasak saya tempatkan sebagai urutan pertama? Sebab makan adalah syarat utama untuk bertahan hidup. Meskipun tidak ada syarat untuk bisa masak agar bisa makan, tapi bukankah menyenangkan bisa membahagiakan diri dengan makanan yang kita buat sendiri? Apalagi bisa membaginya dengan orang lain?

Setelah memasak, saya menempatkan menilai kandungan gizi makanan kedalam satu paket dengan memasak kenapa? Ini berdasarkan keresahan dan keprihatinan saya bahwa banyaknya orang sakit dan yang meninggal karena penyakit degeneratif yang disebabkan oleh makanan.

Sebagian orang tidak menyadari kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsinya. Misal, makan nasi dan mi disaat bersamaan adalah bentuk over nutrition karbohidrat. Disisi lain minum kopi atau teh manis lebih dari secangkir sehari namun kurang minum air putih adalah sama saja kita memperberat kinerja ginjal.

 Selain itu, kesalahan bagi sebagian orang tua dipedesaan yang kurang memberikan asupan kalsium dalam susu kepada anaknya sehingga menyebabkan stunting. Atau kesalahan bagisebagian orang tua di kota yang suka memberi makan ayam tanpa variasi lain sehingga menyebabkan obesitas anak karena kebanyakan protein hewani, dan sebagainya.

Masih banyak masalah "salah makan" yang sebenarnya penting namun kita sepelekan. Maka tak ada salahnya kita banyak mempelajari ini. Sambil makan sambil kita mengetahui apa yang sebenarnya yang sedang kita masukkan kedalam tubuh. Tak harus spesifik berapa jumlah gizinya, tapi minimal kandungannya apa saja yaitu manfaat dan resikonya.  Terdengar rempong mungkin, tapi itu lebih baik daripada tua dikit sudah harus bolak-balik ke rumah sakit.

  • Berolahraga dan berfilosofi
    Olahraga. Sumber :image.allfreedownload.com
    Olahraga. Sumber :image.allfreedownload.com

    Skill bertahan hidup hidup selanjutnya adalah berolahraga dan berfilosofi. Kedua aktivitas ini adalah bentuk self care atau pemeliharaan diri. Berolah raga tidak harus yang berat, karena pada intinya menggerakkan tubuh. Seperti halnya mesin kendaraan yang akan rusak, tidak mungkin hanya diisi bensin namun tidak pernah dijalankan. Demikianpun tubuh kita, kita perlu makan dan perlu menggerakkan badan.

    Bila berfilosofi adalah bentuk self care terhadap anggota gerak, maka berfilosofi adalah bentuk self care terhadap otak. Saya lebih senang menyebutnya berfilosofi karena bisa meliputi banyak kegiatan seperti membaca, menulis, berdiskusi yang pada intinya membuat pemahaman kita berkembang. Karena jalan yang ditempuh untuk memuaskan pengetahuan orang beragam yang terpenting adalah satu tujuan otak Anda mengalami peningkatan.

  • Menghasilkan dan Mengelola uang
    Menghasilkan dan mengelola uang. Sumber:freepik.com
    Menghasilkan dan mengelola uang. Sumber:freepik.com
    Banyak cara menuju Roma, banyak cara juga mengahasilkan uang. Ini skill penting yang tidak boleh kita skip. Karena dizaman modern ini memang tidak bisa kita pungkiri bahwa uang adalah alat bertahan hidup.  Entah bagaimanapun caranya, tergantung minat dan bakat orang masing-masing dan pasti ada banyak cara. Satu hal yang penting dilakukan adalah melalui cara yang halal dan thoyib. Karena bila dengan cara yang haram, kita hanya mendapatkan materi, bukan esensi.

            

            Menghasilkan uang saja ternyata tidak cukup, melainkan juga perlu skill pengelolaan keuangan. Skill ini perlu saya rekomendasikan karena juga menyangkut dengan kemampuan bertahan hidup, terlebih bagi korban PHK akibat covid-19. Bila tak pandai-pandai mengelola keuangan  yang terbatas sebagai pengangguran sementara, maka akan jatuh pada jurang kehinaan.

 

Kedua, Skill bekal setelah mati, atau yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat.

  • Membaca Al Quran dan terjemahan
    freepik.com
    freepik.com

            Skill utama yang penting dimiliki seorang muslim adalah membaca Al-Quran . Bagi yang sudah lancar bisa tadarus dan mengkhatamkannya. Namun bagi yang belum lancar membaca huruf hijaiyah, bisa kursus privat dengan memanggil guru mengaji. Kita tentu tidak melaksanakan hukum yang ada dalam agama kita hanya berdasrkan "katanya". Dengan membacanya sendiri ada kepuasan batin yang tidak tergantikan serta sekaligus menegaskan yang berasal dari "katanya" ustadz dan ulama tersebut.  

            Setelah kita bisa membaca Al-Quran, jangan lewatkan untuk membaca terjemahannya juga. Mengapa? Berdasarkan sejarah, Al Quran terjemahan yang dikeluarkan Kemenag seperti yang telah kita baca selama ini adalah penerjemahan tahun 1965. Dengan kata lain, sebelum itu nenek-kakek kita membaca Al-Quran tidak memahami maknanya. Akibatnya, meskipun waktu magrib membaca Quran, namun ada sebagian masyarakat yang pada waktu malam bermain judi. Karena tidak memahami apa yang dibacanya bahwa judi itu haram, hingga tahun 90-an judi menjadi penyakit masyarakat.  Dengan membaca terjemahan kita paham dan dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

  • Mengamalkan ibadah-ibadah sunah
    orang sedang solat sunah. Sumber : pngtree.com
    orang sedang solat sunah. Sumber : pngtree.com

    Skill mengamalkan ibadah sunah saat ramadhan contohnya adalah melaksanakan solat tahajud. Solat yang berat dlaksanakan diluar bulan ramadhan, menjadi ringan karena dapat dilaksanakan dengan sahur. Demikian pula dengan soalt sunah fajar yang sekalian dilaksanakan sekalian dengan solat subuh. Ibadah sunah yang lain contohnya adalah melaksanakan solat tarawih, solat rawatib, solat rawatib, solat dzuha, bersedekah, dan lain sebagainya. Tentunya dilakukan dilakukan dengan penuh kesukacitaan tanpa rasa terpaksa apalagi terbebani.
     

  • Belajar berdakwah
    Orang sedang berceramah. Sumber :kompas.com
    Orang sedang berceramah. Sumber :kompas.com
    Meskipun tidak sempurna, menjadi seorang muslim ada baiknya belajar menjadi pendakwah. Sebagaimana dalam hadist

"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat" (HR. Bukhari)

Tidak harus menyampaikan dengan redaksi yang panjang, selama sumber yang dikutip adalah sahih dengan tujuan untuk kebaikan, selama itu kita bisa belajar berdakwah. Tidak harus pula dimajelis ilmu dengan jemaah yang besar, dengan teman sebaya dan kultum anak-anak SD, atau status media sosial bisa dijadikan media belajar berdakwah.

Belajar dakwah menjadi skill yang worth it karena efek dominonya atau amal jariyahnya. Artinya semakin banyak orang yang mendapat manfaat dari ilmu yang kita sampaikan, akan semakin banyak pula pahala yang kita tuai. Dengan demikian, semakin bermanfaat pula bagi kita untuk bekal dunia-akhirat.

Demikian tadi skill-skill yang dapat kita tambah dan tingkatkan semasa ramadhan ini. Semoga menginspirasi.

Wallahu a'lam bisshowab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun