Dari Jawa Tengah ke Panggung Dunia Esperanto
Saya tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari saya akan berbicara bahasa Esperanto setiap hari selama seminggu penuh, bersama 169 perserta dari berbagai negara.Â
Semua itu terjadi di Internacia Junulara Kongreso de Esperanto (IJK) 2025, atau dalam bahasa Indonesia Kongres Pemuda Internasional Esperanto 2025, yang diselenggarakan di Alfa Resort Hotel & Conference, Puncak, Bogor, pada 9-16 Agustus 2025.
Tahun 2025 ini menjadi istimewa karena merupakan IJK ke-81 dan pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia, sekaligus kembali ke Asia setelah terakhir kali digelar di Vietnam pada tahun 2007.
Sebagai seorang Esperantis atau penutur bahasa Esperanto, saya merasa bangga bisa ikut menjadi bagian dari sejarah penting ini.
Lebih spesial lagi, saya hadir sebagai subvencianto, yaitu peserta yang mendapat subsidi penuh dari program Fonduso Partoprenu IJK-n --- program dukungan biaya resmi bagi pemuda terpilih di seluruh dunia dari Tutmonda Esperantista Junulara Organizo (TEJO) atau Organisasi Pemuda Esperantis Seluruh Dunia
Tema: "Diverseco, Solidareco, kaj Toleremo"
Tema besar IJK 2025 adalah "Diverseco, Solidareco, kaj Toleremo" atau dalam Bahasa Indonesia "Keberagaman, Solidaritas, dan Toleransi".
Tema ini sejalan dengan semboyan nasional Indonesia "Bhinneka Tunggal Ika" (Berbeda-beda tetapi tetap satu), yang menggambarkan persatuan dalam keberagaman - nilai yang sangat dirasakan selama kongres berlangsung.
Setiap hari memiliki subtema khusus yang menggambarkan fokus program hari itu: mulai dari toleransi lintas budaya, kerja sama internasional, hingga kreativitas kaum muda
Malam Konser dan Kegiatan Solidaritas
Setiap harinya kegiatan kongres dibagi menjadi Taga Programo (Program Siang), Vespera Programo (Program Sore)  hingga Nokta Programo (Program Malam).
Dalam Vespera Programo misalnya, peserta dapat menikmati konser dan pertunjukan budaya. Ada Mitt dari Jepang, Ninety Horsepower dari Indonesia, serta Kordevulo, band multinasional yang beranggotakan Esperantis dari Vietnam, Filipina, Italia, dan Timor Leste.
Saah satu malam paling berkesan adalah "Indonezia Vespero" (Malam Indonesia), di mana peserta disuguhkan tari-tarian daerah dari berbagai provinsi --- mulai dari tari Sunda dan Bali, pembacaan cerita legenda Sangkuriang dalam bahasa Esperanto, hingga pembacaan puisi berbahasa Sunda yang kemudian dibacakan versi Esperanto-nya.
Selain hiburan, IJK 2025 juga diwarnai kegiatan kemanusiaan. Frdric De, Esperantis asal Polandia menggalang dana melalui program #KuriPorKongo (Lari untuk Kongo), dan hasilnya dikirim ke Goma, Republik Demokratik Kongo, daerah yang terdampak konflik sejak awal tahun 2025. Inilah bukti bahwa Esperanto bukan hanya bahasa, tetapi juga gerakan solidaritas global.
Mengajar Bahasa Jawa di Lingva Festivalo
Salah satu  pengalaman paling berkesan bagi saya adalah saat mengisi Taga Programo yang bertemakan Lingva Festivalo (Festival Bahasa). Lingva Festivalo adalah program IJK 2025  di mana diadakan serangkaian kursus tentang bahasa daerah, minoritas, dan kurang dikenal di dunia.Â
Saya berpartisipasi dalam program tersebut dengan mengajar bahasa Jawa. Dalam kursus tersebut saya memperkenalkan kalimat atau frasa dasar seperti Sugeng Enjing, Monggo, Matur Nuwun, dan juga menjelaskan ungkapan bahasa Jawa yang memiliki makna filosofis seperti "Urip iku urup" dan juga "Ajining diri ana ing lathi".Â
Para peserta yang mengikuti kursus bahasa Jawa antusias mencoba berbicara dengan logat Jawa. Beberapa peserta dari Filipina bertanya tentang beberapa kemiripan kata antara bahasa Jawa dan bahasa Tagalog --- kedua bahasa berasal dari rumpun bahasa Austronesia.Â
Sebagai seorang Esperantis, saya merasa terhormat bisa memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara di forum dunia.
Refleksi: Esperanto dan Indonesia
Sebagai tuan rumah, Indonesia berhasil menunjukkan keramahan khas Nusantara. Banyak peserta internasional mengaku kagum dengan keindahan alam dan kekayaan budaya kita.
Saya bangga menjadi bagian dari IJK ke-81 di Cisarua, membawa semangat gotong royong dan persahabatan dari Jawa Tengah untuk dunia.
Internacia Junulara Kongreso 2025 bukan sekadar kongres, tapi pengalaman hidup --- tentang bahasa yang menyatukan, kebersamaan tanpa batas, dan kebanggaan menjadi bagian dari gerakan internasional untuk perdamaian melalui bahasa.
Tahun depan, tongkat estafet akan berlanjut ke IJK ke-82 di Tiana, Katalunia, tahun 2026. Semoga semakin banyak pemuda Indonesia yang ikut berpartisipasi dan membawa semangat Esperanto ke dunia!
Mari Belajar Esperanto dan Berjejaring Global
Bahasa Esperanto bisa dipelajari secara gratis melalui platform seperti Duolingo, Telegram, atau kursus daring komunitas Esperanto Indonesia seperti Asosiasi Esperanto Indonesia dan Esperantis Muda Indonesia.
Siapa tahu, tahun depan kamu yang akan menjadi peserta IJK 2026 di Katalunia!Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI