Mohon tunggu...
Novisya Nurhikmah
Novisya Nurhikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menulis merupakan kegemaran saya sejak kecil. Dengan menulis saya dapat mengekspresikan diri sekaligus mengembangkan kreativitas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Nelayan yang Berani Bermimpi

24 Maret 2025   18:50 Diperbarui: 24 Maret 2025   18:50 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paman berpikir sejenak, "Oh...Paman tahu, Riko ingin menjadi seorang Insi...mmmm...Insi...Insinyur! Riko bisa menjadi Insinyur Kapal seperti Tuan Hadi."

"Iya...Riko ingin menjadi Insinyur!!" jawab Riko dengan nada yang lantang. Kini wajahnya menampilkan senyuman bahagia dan tatapan mata yang penuh harapan.

"Kamu keren sekali, Riko pasti bisa mewujudkan mimpi kamu untuk menjadi seorang Insinyur," ujar Paman meyakinkan Riko.

Melihat semangat Riko yang menggebu, membuat Ayah semakin merasa bersalah karena belum bisa memberikan hak Riko untuk sekolah. "Riko...maafkan Ayah yang belum bisa menyekolahkanmu," ujar Ayah.

Riko menghampiri Ayahnya yang terlihat begitu sedih. Riko berkata, "tidak apa Ayah. Sembari Riko menunggu Ayah mengumpulkan uang, Riko akan terus belajar di perpustakaan kampung."

Setelah selesai dengan percakapan itu, Paman dan Riko segera mengangkat kotak yang berisi ikan-ikan segar ke dalam Bentor. Mereka berdua pun pergi ke pusat kota untuk memasarkan hasil laut. Setibanya di pusat kota, Riko bersama pamannya segera menyerahkan semua hasil laut yang ditangkap oleh Ayah Riko kepada para pedagang. Di saat Paman tengah berbincang asik dengan salah satu pedagang, Riko melihat Tuan Hadi mengunjungi sebuah toko miniatur kayu.

Riko menghampiri Tuan Hadi yang tengah melihat-lihat miniatur kayu di toko tersebut. Tuan Hadi tertarik dengan sebuah miniatur kapal keren yang terpajang di toko. Pemilik toko yang dikenal dengan sebutan Koh Shi menghampiri Tuan Hadi dengan senyuman terbaiknya.

"Ini miniatur kapal kelas dunia yang hanya ada 10 buah di nusantara, Tuan." Koh Shi menunjuk salah satu miniatur yang sejak tadi dilihat oleh Tuan Hadi.

"Bolehkah saya memegangnya?" tanya Tuan Hadi.

"Silakan Tuan." Koh Shi mempersilakan Tuan Hadi untuk memegang miniatur tersebut.

Kini Tuan Hadi tengah mengecek keaslian dari miniatur tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun