Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurusanku di Universitasku adalah Passion-ku

22 Februari 2013   22:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:51 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Memilih jurusan untuk siswa-siswi SLTA yang akan menuju Universitas memang penting. Diperlukan pengarahan khusus agar siswa mempunyai cakrawala untuk membawa dirinya memilih jurusan yang diinginkan. Karena sebagaimana dimaklumi semua orang, sebagai anak muda dalam usia seperti itu sulit sekali mengendalikan kemauan yang sudah dimilikinya.

Para ahli komunikasi menggolongkan usia seperti siswa SLTA itu ada pada masa pre figure yaitu dimana individu itu berada pada posisi yang muda yang sedang pada pencarian jati diri, namun mereka belum mempunyai jati diri yang sesungguhnya, namun pula pribadi itu dalam situasi itu  ingin dihargai dan ingin diakui keberadaannya. Akibatnya individu ini sulit sekali bila diberi masukan apalagi dari yang lebih tua darinya. Akibatnya orang tua sering terjadi selisih pendapat yang menyebabkan percekcokan yang fatal. Mengapa hal ini bisa terjadi ? Semua ini sebenarnya wajar saja. Kata Phil Astrid Susanto menambahkan teorinya. Karena Yang muda belum pernah tua (post figur), sementara yang tua sudah pernah muda. Pengalaman yang tua sebagai post figure tidak bisa ketemu bila menginformasikan pada yang muda (pre figure) karena yang muda tidak pernah mengalaminya. Jadilah cek cok itu.


Jembatan Emas

Namun untuk mengatasi hal itu ada jembatan emas yang menyenangkan hati anak muda yang bisa terhubung dengan generasi tua . Jembatan itu namanya Gate Keeper yaitu suatu alat untuk menyambungkan pemikiran yang tua dan yang muda yaitu: komunikasi yang apik.

Maka para Psikolog yang usianya kadang jauh diatas para remaja itu, mampu menjadi sahabat bagi para remaja muda itu. Karena para psikolog itu mempunyai komunikasi yang apik yang bisa menembus hati para remaja muda tersebut

Bertolak dari fenomena ini. Sekarang banyak sekolah yang telah berkerja sama dengan para wali murid yang attend terhadap komunikasi informasi pemilihan jurusan masuk Universitas, ini berusaha mengatasi semua ini dengan mempresentasikan universitas dengan berbagai jurusannya agar siswa bisa terarah untuk memilih jurusan.

Kita semua akan senang dengan gejala ini dan punya harapan para siswa bias tidak asal-asalan memilih jurusan untuk masa depannya nanti. Kalau masih harus pindah-pindah kan sayang waktunya. Yang sudah dihabiskan untuk kuliah namun jurusan itu tidak yang dinginkan oleh siwa tersebut.

Ikutan teman saja.

Namun untuk menggantungkan semua ini juga masih ada sesuatu luput yang perlu dicermati. Yaitu, ya kalau semua murid itu mendengarkan dengan seksama presentasi itu. Kalau tidak sama saja dia juga tidak mempunyai bekal yang cukup dalam memilih jurusan.

Akhirnya mereka hanya ikut-ikutan teman-teman mereka. Setahun dua tahun tidak terasa, namun setelah tahun ketiga baru menyadari bahwa pemilihan jurusan yang dilakukan dulu sebetulnya setengah hati, bukan sepenuh hati. Menyesal belakangan begini sulit mengembalikan, atau butuh waktu yang lama dalam mengembalikannya.

Pendekatan dengan hati

Perlu hati-hati mendekati remaja muda. Tapi bila melihat fenomena yang sudah disebutkan diatas, apa salahnya juga orang tua belajar berkomunikasi apik pada putra-putrinya?. Sebelumnya orang tua juga harus belajar menyampaikan komunikasi dengan baik  pada putra-putrinya. Banyak membaca artikel-artikel tentang komunikasi ini bias membantu membuat komunikasi menjadi apik dan harmonis.

Komunikasi dengan hati menjadi solusi tepat menyebut cara menyikapi komunikasi ini. Asrid Phil Susanto juga menambahkan sedikit sentuhan dan kata pro terhadap anak muda itu akan mempu meluluhkan kekerasan hati dan menjadikan anak muda itu bersahabat,sehingga akan mudah harmonis dalam pembicaraan antara anak muda dan orang tua. Maka dengan pendekatan dengan hati inilah kita bias memasukan pilihan-pilihan dan membantu mengarahkan antara bakat dan keinginan anak untuk mengambil jurusan yang sesuai.

Berikan informasi pada mereka jurusan-jurusan itu mempunyai keunggulan dan kelemahan apa? Bagaimana melihat kelemahan dan kelebihan diri untuk dikembangkan? Dengan begitu anak akan mudah mendapatkan bayangan yang jelas menentukan masa  depannya yang tergantung pada pena yang dipegangnya.

Keadaan yang menyimpang.

Keterbukaan anak itulah yang kita raih. Kalau kita sudah mampu merogoh hatinya, kesuksesan anak sebetulnya sudah ada dalam genggaman. Dengan modal pendekatan komunikasi dengan hati ini anak akan terbuka dengan harmonis. Jangan kaget dan jangan capek melayani kalau sudah dalam tahap seperti ini putra putrid anda akan berlaku yang menyita waktu. Datang kekantor, tiba-tiba ingin membicarakan lagi tentang suatu jurusan. Disaat kita akan rapat, putra –putri kita telpon karena ada satu jurusan baru yang menarik perhatiannya.

Kejadian-kejadian ini akan melelahkan anda, namun bersyukurlah putra-putri anda sudah bersahabat betul dengan anda. Layanilah seperti para psikolog itu melayani mereka. Betul psikolog itu mendapat bayaran tapi anda akan memetik hasilnya sepanjang hayat.

Ada keadaan yang mengejutkan bila nanti ada pernyataan putra kita yang jauh dari harapan kita, karena keinginannya yang tidak bisa dibendung lagi. Apakah gerangan?

Sebagai anak muda dengan keadaan tertentu tetap ingin menjadi jawara bagi teman-temannya. Meskipun ia tidak mempunyai kemapuan yang tinggi dia ingin berada di Universitas ternama dengan memilih jurusan yang sepi peminat.Nah inilah yang kadang membuat hati kita hancur dan emosi naik sampai keubun ubun. Namun bila menghadapi keadaan seperti ini jangan panic namun bersikaplah setenang mungkin. Dan tetap kembangkan senyum dan tawa yang bijaksana. Tetap kabulkan dan dorong pilihan itu. Katakanlah bahwa jurusan kering sepi peminat seperti itu sangat dibutuhkan ,namun kebutuhan itu biasanya tidak main-main. Bila dalam jurusan kering itu sangat pandai sekali maka jalan justru sangat terbuka lebar. Jadi konsekwensi dari jurusan kering itu adalah kepandaian yang sangat tinggi.

Boleh memilih jurusan sepi peminat itu asalkan nanti nilai-nilainya tinggi. Kala nilainya tinggi akan banyak jalan terbentang, akan banyak terbuka beasiswa-beasiswa lanjutan dan program-program bagi yang mempunyai prestasi tinggi.Bisa pula menjadi dosen karena kemampuan yang tinggi itu dan beasiswa yang terbuka itu. Jadi pilihan itu bukanlah sesuatu yang bodoh yang dilalukan putra-putri tapi adalah kecerdasan dalam jalan lain yang perlu didsikapi dengan kecerdasan lain pula.

Demikianlah menyikapi para putra putrid kita. Perlu sedikit cara dan kesabaran hati yang nantinya akan membuahkan hasil yang bagus dan tidak menyesalkan. Hidup adalah perjuangan,kita akan terus berjuang tiada henti. Namun perjuangan itu adalah keindahan hidup. Karena terjalnya dan liku-likunya akan membuat kita tersenyum puas menerima hasilnya.

Novi Saptina

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun