Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

JNE: Dalam Darah Kami, Mengalir Semangat Bangkit Bersama

2 April 2023   19:05 Diperbarui: 2 April 2023   19:07 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Pertumbuhan, pergerakan dan perjalanan usaha. Sesuatu yang sangat asyik didengarkan. Kisah sukses yang diceritakan tentang tiga poin ini tentu  sangat menyenangkan. Namun ketika giliran akan menjalankan usaha dengan meniru resep kisah sukses itu, beratnya sangatlah dirasakan. 

Ada kendala pertama sudah ingin mengakhiri saja. Itulah kenyataan yang ada di lapangan. Yang dialami semua orang, yang menjalani usaha sebagai pemula.  Bila dia lulus dengan ujian ini, dia akan sukses dengan usahanya. 

Bila dia tidak lulus, tidak ada jalan lain, dia harus lulus kalau mau hidup, hahaha.. Karena bila ia tidak lulus, lalu berganti usaha dengan mental yang sama,  dia tidak akan lulus lagi. Maka orang harus lulus dengan ujiannya meniru  pertumbuhan dan perkembangan.  JNE menjadi satu konsep yang penting yang harus disimak.

JNE yang tumbuh bersama menjadi awalan baru dalam dunia usaha. Konsep 'bersama' sulit didapatkan pada suatu tempat pekerjaan. Tuan dan hamba sahaya yang selama ini ada dan terjadi di dalam tempat bekerja, dan itu sangat menyakitkan. Tumbuh besar, dengan pemikiran sang tuan yang bisa pula didapat dari hamba sahayanya,  yang merupakan input besar dan  di bawah tangan besi penuh caci maki yang menyakitkan dalam menjalankan perusahaan.  

Tumbuh, berpijar, harum namanya namun ada yang disakiti dan dikorbankan. JNE telah mencontohkan tidak demikian. #ConectingHappiness adalah program yang dijalankan JNE yang memang menyenangkan semua pihak. Pekerja senang, tuan senang, kontributor senang, partner kerja senang, dan semua elemen yang ada di JNE mengalami kesenangan semua dalam pekerjaannya.

Berawal Dari Covid

Dari peristiwa yang ada di depan mata. Ketika itu Covid-19 melada di Indonesia. Semua tidak menyangka, semuanya hancur. Dahulu semua orang yang mempunyai tempat usaha di tengah keramaian menjadi tuan. 

Dengan bangga, para pemilik usaha ini menjalankan usahanya. Namun Tuhan menginginkan bahwa kebersamaan lebih disukai oleh Nya. Tengok ketika masa pandemi itu, semua berada dalam masa tinggal di rumah, bekerja dari rumah, kantor dan keramaian tidak diperlukan lagi. 

Berapa puluh ribu dalam setiap daerah yang tumbang nyawanya  karena virus Covid-19 yang belum ditemukan  vaksinnya. Namun bangsa Indonesia memang  terkenal ulet dalam mensahabati penderitaan dan berjuang memerdekakan diri, adalah keahlian yang sudah dibawa selama 3,5 abad yang telah lalu. 

Penjajahan yang lama, penderitaan yang panjang dan amat sangat telah menjadikan kekuatan dan ketabahan tersendiri. Menderita akibat penjajahan, berusaha keluar darinya, dilakukan secara turun temurun. Pahlawan dan masyarakat saling bekerjasama. 

Bagaimana para rakyat membantu perjuangan para pahlawannya, serta bagaimana para pahlawannya menjalankan strategi memerdekakan diri, sambung-menyambung dari generasi ke generasi hingga akhirnya kini etos kerja itu seperti telah mendarah-mendaging ada di setiap individu bangsa Indonesia. 

Kurir yang membawa pesan para tokoh pergerakan bekerjasama dengan masyarakat, entah itu para petani, pekerja, pengajar dan semua elemen masyarakat yang setuju memerdekakan Indonesia bekerja sama. 

Sampai bangsa ini mengalami kemerdekaan bangsanya, hingga semua bisa menyanyikan bersama lagu Indonesia Raya yang kini berkumandang di setiap kegiatan bangsa Indonesia.

Naluri ini terus berkembang seiring dengan perjalanan bangsa Indonesia. Semua ingat betul, ketika dalam perjalanan bangsa Indonesia yang mengalami pandemi Covid-19. Naluri menderita bersama, berusaha bersama untuk keluar dari penderitaan, serta bangkit Bersama; timbul lagi. Sesama masyarakat saling menyumbang, bahan makanan atau makanan jadi tergantung di papan-papan yang disediakan, semua orang boleh mengambilnya. 

Di setiap pintu penderita Covid-19, selalu tergantung makanan yang selalu datang. Para seniman saling terhubung secara digital dan menggerakkan diri tetap berkarya, saling mendukung, serta bidang yang lain terus berupaya bersama terhubung melepaskan diri dari kemandegan untuk tetap berkembang. Sampai akhirnya vaksin ditemukan dan kepulihan sedikit demi sedikit banyak memperbaiki perjalanan menuju kesejahteraan bersama.

JNE pun ada dalam sejarah ini. Melayani yang terputus selama Covid-19 hingga masa vaksinasi dan bangkit bersama, JNE ada di sela-sela fakta itu. Mengirimkan barang, dokumen, serta semua agar tetap terhubung dan berjalan. JNE telah mewarisi etos kerja bangsa Indonesia dan terus menyusup dinamis dalam persejarahan kini.

 

Darah Bangkit Bersama

Semua itu adalah warisan yang diberikan oleh para pendiri bangsa yang berupaya selalu untuk Indonesia yang berperadaban dan bermartabat. Dalam darah bangsa Indonesia, memang mengalir darah selalu bangkit bersama sejak dulu. 

Hingga sekarang, JNE mengaliri perjalanan usahanya dengan aliran Darah Bangkit Bersama.  Tidak ada lagi Tuan dan Hamba Sahaya, namun semua berjalan, terus maju dengan gembira di setiap langkah gegap gempitanya usaha dengan #ConectingHappiness. Selamat Ulang tahun ke 32 JNE.  Ayo terus  maju Bersama.  Jangan pernah lelah, melangkah  terus pantang surut, untuk selalu bangkit bersama.

Profil singkat Penulis

Novi Saptina

Penulis adalah masyarakat umum yang sering menulis tentang etos kerja dan kemajuan dalam bidang sosial, budaya, serta apapun yang terjadi dalam perjalanan sejarah masyarakat  bangsa Indonesia. Tulisannya ada di beberapa buku di Balai Bahasa di Indonesia, dan media cetak yang berskala Nasional. Ketika pandemi Covid-19 melanda, tulisannya tentang pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi mendapat kemenangan dari kompetisi dengan total hadiah 50 juta Rupiah dari Transmedia. Dan prestasi lain yang didapatkannya karena menulis tentang kemajuan. Lomba JNE menarik diikuti karena mencatat sejarah perkembangan kemajuan etos kerja bangsa Indonesia yang perlu dimenangkan untuk menjadi dokumentasi bagian dari  perjalanan sejarah masyarakat di negeri ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun