Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Semakin Bertambah Usia, Semakin Akrab dengan Ghosting Karena 3 Hal Ini

11 Maret 2021   22:43 Diperbarui: 12 Maret 2021   03:00 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi patah hati karena ghosting (Sumber gambar: Pixabay/Matvevna)

Ketika ditanya kenapa tak lagi membalas pesan, jawabnya sesederhana "chat-mu tenggelam". Dan setelahnya, sepertinya pesan-pesan itu semakin tenggelam. Dan hingga kini, pesan-pesan itu tak lagi terbaca dan terbalaskan.

Ternyata, di-ghosting oleh sahabat terdekat di masa-masa tersulit dalam hidup, bukanlah hal yang menyenangkan. Pasalnya, saya pun terbiasa untuk bercerita dan berbagi hal apapun dengannya.

Saat sahabat terdekat meng-ghosting kita di masa-masa tersulit, kita kerap merasa terlupakan dan terabaikan. Entah kesalahan apa yang telah diperbuat, hingga kita perlahan terlupakan.

Semakin bertambahnya usia, seolah semakin mudah bagi seseorang untuk melupakan orang lain. Tidak bisa dipungkiri, memang lingkungannya yang tak lagi sama. Tapi rasanya terlalu aneh jika dulunya dekat, lalu tanpa pertengkaran apapun, pertemanan itu seolah kandas tak berjejak. 

Tak jarang ghosting pertemanan semacam ini juga terjadi karena mulai membaur di lingkungan yang baru, juga dengan orang-orang baru. Lambat laun, yang lama terlupakan meski tadinya tak ingin dilupakan.

Komitmen yang tak lagi di sana

"Karena merasa teman sendiri, tak apa jika saling meng-ghosting", begitu kata hemat saya.

Dua kali saya mengalami pengalaman pahit harus menghentikan proyek kepenulisan dan juga proyek pembuatan video untuk media sosial, karena lagi-lagi di-ghosting oleh teman sendiri yang saat itu mengerjakan proyek bersama.

Ternyata banyak juga yang menganggap enteng untuk saling meng-ghosting sesama teman. "Alasannya ya, karena teman sendiri. Jadi ya, perlakukan saja semaumu", begitu kira-kira. 

Padahal, bukankah sebelum mengerjakan proyek, selalu ada pembicaraan akan komitmen yang harus dilakukan? Hanya saja, karena teman sendiri, maka tidak ada hitam di atas putih seperti pada pekerjaan-pekerjaan profesional ala kantoran.

Tapi intinya, sama saja, pekerjaan seharusnya diselesaikan hingga akhir dengan penuh tanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun