Sebelum membaca hingga selesai, saya cuma mau bilang, "Jangan malu-malu untuk tertawa. Mumpung tertawa masih gratis, dan belum dipungut pajak." Oke? Mari kita mulai!
Di Kompasiana, sepak bola bukan sekadar olahraga, melainkan telah menjadi salah satu denyut nadi dari blog keroyokan ini. Di antara para sesepuh bola, hiduplah sang legenda, Aki Hensa.
Aki Hensa punya gaya menulis yang kalau dibaca, rasanya seperti komentator bola yang minum tiga gelas kopi sekaligus. Bahkan, grup whatsApp Aki Hensa Fans Club juga punya peraturan yang ketat:
1. Wajib baca semua artikel Aki, minimal tiga kali sehari.
2. Kalau ketemu Aki di jalan, harus teriak GOLLL!
3. Setiap malam Jumat wajib doa bersama untuk kemenangan tim jagoannya Aki, dan berdoa untuk kesehatan jari-jari Aki agar terus lancar mengetik artikel bola.
Tahun ini, muncul desas-desus kalau nominasi "Si Paling Bola" bakalan digelar. Fans club Aki Hensa langsung mendeklarasikan misi, "Aki harus menang. Kalau kalah, kita gelar aksi mogok baca."
Saingannya ngeri-ngeri sedap nih. Ada Gobin Dd yang terkenal suka membedah strategi, sampai rumput stadion pun ikut minder.
Yose Revela yang tulisannya bisa bikin pembaca merasa lagi duduk di tribun stadion sambil makan kuaci. Wiwin Zein yang bisa bikin kartu merah terdengar romantis.
Greg Satria, si raja data yang statistiknya lengkap, sampai tahu persis jumlah helai rambut wasit. Dan Irfan Maulana, komentator alami yang bahkan saat pesan kopi pun sempat-sempatnya ngasih bocoran taktik ke barista.
Di tengah sederet nama beken di atas, sebenarnya publik juga menunggu kejutan dari dua penulis kawakan lainnya. Siapa lagi kalau bukan Kakek Merza dan Ayah Tuah.
Andai saja Kakek Merza tak hanya mengulas setiap perjalanannya ke segala penjuru kota, tapi sesekali mengulas strategi yang dipakai Captain Tsubasa dalam pertandingan tim Nankatsu melawan Meiwa FC.
