Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Awan yang Kesepian

13 Mei 2024   05:53 Diperbarui: 13 Mei 2024   05:59 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pexels.com

Awan yang ini bukan awan yang ada di langit, melainkan nama dari seorang gadis. Awanda Prameswari, siswi kelas 2 SMA yang punya banyak idola. Bukan karena dirinya cantik, tapi teman-teman dan para guru mengidolakan Awan karena kecerdasannya.

Meski diidolakan banyak orang, Awan tetaplah Awan yang selalu kesepian. Gadis itu kurang pandai bergaul, ia lebih sering terlihat seorang diri di luar jam pelajaran.

Satu hal yang menarik dari Awan, ia selalu mimisan tiap kali bertemu dengan cowok ganteng. Memang, ganteng itu relatif. Tapi ganteng versi Awan, hanya dirinya sendiri dan Tuhan yang tahu.

Dan bagi Awan, jumlah cowok ganteng di sekolahnya masih bisa dihitung dengan jari. Salah satunya Rendy, anak basket yang tingginya hampir menyentuh tinggi pintu kelas. Rendy, sosok adik kelas yang menjadi rahasia dalam hati Awan.

"Kak Awan!" teriak Rendy pagi itu di lorong sekolah sembari melambaikan tangannya.

"Alamaakk, mau apa tuh anak manggil gue?!" Awan bertanya pada dirinya sendiri, ia mulai mendongakkan kepalanya, berusaha menahan kentalnya darah yang mulai mengalir dari hidungnya.

Sementara langkah Rendy sudah semakin dekat, dan berhenti dua langkah di depan Awan. "Eh, Kakak mimisan lagi?"

Bukannya menjawab, Awan justru membalikkan tubuhnya dan berlari menjauh. Gadis itu meninggalkan Rendy tanpa tahu apa yang ingin disampaikan oleh lelaki itu.

"Perasaan tiap ketemu gue, kak Awan mimisan mulu.. Apa dosa gue ya?!" gerutu Rendy pada dirinya sendiri.

Bertahun-tahun berlalu, Awanda Prameswari telah berhasil menduduki jabatan Kepala Cabang pada sebuah bank ternama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun