Mohon tunggu...
Novia NurCharrisa
Novia NurCharrisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Prodi Tadris IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta

Food Traveller

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perempuan dalam Pandangan Pendidikan Islam

8 Desember 2022   06:13 Diperbarui: 8 Desember 2022   06:33 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah Pendidikan Islam mengabaikan perempuan? Tentu saja tidak!. Justru dalam agama Islam itu sendiri sangat memuliakan perempuan. Dalam Pendidikan Islam tidak pernah membatasi perempuan untuk memiliki pendidikan yang tinggi.

Seorang perempuan kelak nanti akan menjadi seorang ibu. Ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya. Untuk memberikan bimbingan serta pengajaran kepada anaknya. Maka dari itu perempuan dianjurkan untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin.

Peranan perempuan sangat penting. Bukan hanya sekedar menjadi seorang istri dan ibu yang baik bagi anak-anaknya saja. Namun, dalam ruang lingkup di luar ranah domestik pun peranan perempuan menjadi penting. Hal ini dapat diketahui bahwa, jumlah populasi perempuan menempati setengah dari total populasi yang ada di dunia.

Hal ini juga sejalan dengan apa yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an, terdapat dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56 yaitu "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku". Maksudnya bahwa Allah tidak pernah membeda-bedakan makhluk-Nya. Antara perempuan laki-laki mendapatkan perlakuan yang sama di dalam segala bidang.

Dari penjelasan ayat tersebut, dapat diketahui bahwa Pendidikan Islam mengedepankan kesetaraan gender. Kesetaraan gender disini bukan hanya sekedar "sama" antara laki-laki dengan perempuan. Tetapi maksudnya setara bahwa kesempatan dan potensi yang dimiliki perempuan dan laki-laki sama.

Meskipun ada beberapa fungsi perempuan yang sudah menjadi kodrat alaminya, seperti melahirkan dan menyusui. Dan sebaliknya, ada beberapa pekerjaan yang sebisa mungkin tidak dilakukan oleh perempuan. Kesetaraan inilah yang membuat laki-laki dan perempuan saling melengkapi satu sama lain.

Ada banyak perempuan hebat yang mampu mematahkan stereotype bahwa perempuan hanya bisa menjadi seorang ibu rumah tangga saja. Salah satu istri Nabi Muhammad yang banyak disegani orang adalah Siti Khadijah yang merupakan seorang pebisnis sukses pada zamannya kala itu. Selain Siti Khadijah, istri Nabi Muhammad yang lainnya adalah Aisyah binti Abu Bakar. Kita semua tahu bahwa Aisyah merupakan seorang ilmuwan yang telah meriwayatkan ribuan Hadist. Dalam ranah politik, terkenal seorang perempuan hebat, yaitu Ummu Salamah merupakan seorang politisi yang sangat terkenal pada zamannya. Selanjutnya ada Ummu Sulaim, beliau merupakan perempuan berani yang ikut berperan dalam perang di garda terdepan.

Selain nama-nama tersebut, di negara kita sendiri yaitu Indonesia juga terdapat banyak perempuan yang tidak kalah hebatnya. Hampir seluruh masyarakat di Indonesia mengetahui Raden Ajeng Kartini. Raden Ajeng Kartini merupakan seorang pahlawan perempuan yang mampu memenangkan emansipasi wanita di Indonesia. Bahkan yang seperti diketahui, pada 21 April diperingati sebagai hari Kartini. Tidak hanya Raden Ajeng Kartini saja, Raden Dewi Sartika juga menjadi perintis pendidikan bagi kaum perempuan, khususnya di Jawa Barat.

Selain nama tersebut yang memperjuangkan emansipasi wanita pada zaman penjajahan, pada masa sekarang yaitu zaman Millenial pun ada banyak perempuan hebat lainnya. Salah satunya ibu Menteri Keuangan Indonesia, yaitu Ibu Sri Mulyani S.E M.Sc Ph. D yang dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia oleh Emerging Markets Forum pada tahun 2006. Selanjutnya ada Najwa Shihab yang terkenal dengan keberaniannya mengemukakan pendapat di depan umum. Selain dikagumi atas kecantikannya, Maudy Ayunda juga memiliki kecerdasan yang luar biasa.

Terbukti bahwa dalam Pendidikan Islam tidak pernah mengabaikan perempuan. Perempuan juga mampu menjadi bagian dari dunia seperti halnya laki-laki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun