Probolinggo -- Dalam upaya memberdayakan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Batik Tulis Ronggo Mukti menggelar pelatihan membatik intensif selama 20 hari yang diikuti 16 peserta yaitu 2 orang laki-laki dan 14 orang perempuan dengan rentan usia 18 -- 51 Tahun. Kegiatan ini tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan membatik, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk langsung terjun ke dunia kerja sebagai pengrajin batik profesional. Pelatihan yang digelar sejak 20 Agustus hingga 11 September 2025 ini dilangsungkan langsung di tempat produksi Batik Tulis Ronggo Mukti, yang berlokasi di Jl. Kranggan, RT.03/RW.03, Sarangan, Sidomukti, Kec. Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Lokasi ini dipilih agar peserta dapat menyerap ilmu secara langsung dari suasana kerja nyata, sembari mengamati proses produksi yang dilakukan oleh karyawan berpengalaman. Dengan semangat belajar tinggi, seluruh peserta mengikuti sesi pelatihan yang dimulai setiap hari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Kegiatan ini dipandu langsung oleh instruktur sekaligus owner dari Batik Tulis Ronggo Mukti yaitu, Bpk. Mahrus Ali, Ss. , dan juga Ibu Eva Purnamasari, Ss. Selaku menejer Batik Tulis Ronggo Mukti
Membatik, dari Sejarah Menjadi Harapan
Pelatihan dimulai dari hal yang paling mendasar: sejarah batik dan bagaimana ia diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNISCO. Dari sana, peserta mulai memahami bahwa membatik bukan hanya perkara coretan malam di atas kain, namun tapi juga tentang jati diri, ketekunan, dan nilai budaya yang tinggi.
Mereka belajar menggambar desain, mencanting dengan tangan sendiri, mewarnai menggunakan teknik pewarna remozol, hingga memproses kain dalam tahap pelorodan (sebuah proses untuk menghilangkan lilin dari kain dengan cara direbus.)
"Awalnya saya kira membatik itu hanya menggambar. Tapi ternyata, prosesnya panjang dan butuh kesabaran," ujar Sholihin salah satu peserta pelatihan
Dari Pengangguran Menuju Kemandirian
Pelatihan ini bukan sekadar pelengkap kegiatan semata. Dinas Tenaga Kerja memiliki misi yang lebih besar: mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Kabupaten Probolinggo. Melalui keterampilan membatik, peserta diharapkan bisa mandiri secara ekonomi, baik sebagai karyawan maupun sebagai wirausaha di bidang batik.
"Kami berharap setelah pelatihan ini, para peserta bisa langsung produktif. Bahkan membuka usaha sendiri," ujar salah satu perwakilan dari Disnaker.
Di era yang serba cepat ini, warisan seperti batik tak boleh ditinggalkan. Justru sebaliknya, perlu dihidupkan oleh tangan-tangan muda dan penuh semangat. Pelatihan ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya bisa berjalan seiring dengan pemberdayaan ekonomi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI