Mohon tunggu...
Novia Ridha Aulia
Novia Ridha Aulia Mohon Tunggu... Model - mahasiswa

......

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Limbah Organik, Disulap hingga Jadi Kerajinan Bunga Kering yang Unik nan Indah

4 Maret 2020   10:29 Diperbarui: 4 Maret 2020   10:35 1884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagan 1. Johar Makmum, pemilik usaha kerajinan bunga kering, sedang membuat kerajinan untuk usahanya di kediamannya yang juga tempat usahanya, Leuwisadeng pada 24/02/2020 | dokpri

Novia Ridha Aulia -- Kompasiana

Rabu, 4 Mar 2020 01:10 WIB

Bogor  -- Siapa sangka, ternyata limbah organik seperti bunga kering yang sudah jatuh dari pohon bisa dimanfaatkan. Hanya dari bunga layu yang sudah jatuh dan sampah yang tidak berguna bisa menjadi pundi-pundi uang. Pemilik UMKM Kerajinan Bunga Kering di Desa Leuwisadeng, Johar Makmum, memilih limbah organik sebagai peluang untuk memulai usahanya. Jauh sebelum Johar memulai usaha limbah organik bunga kering, sebetulnya usaha ini sudah pernah dijalankan oleh penduduk Leuwisadeng dan usaha tersebut sudah tidak lagi diteruskan oleh warga setempat, kemudian ia meneruskan kembali jejak warisan daerahnya dengan cara ia sendiri yang mendirikannya.

Johar Makmum menceritakan, bunga kering yang dijadikan bahan baku kerajinannya merupakan kulit jagung serta bunga dari pohon cemara ciri khas usahanya sendiri yaitu bunga kayu yang ia ambil dari hutan liar di desa Leuwisadeng, dan bunga kering ini bukan diambil dari pohon cemaranya langsung lalu dikeringkan, melainkan dengan mengambil bunga cemara yang telah layu dan sudah jatuh ke tanah secara alami.

Usaha yang ia bangun sudah berdiri sejak tahun 2012 lalu di Desa Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akan tetapi sampai sekarang usaha tersebut belum memiliki karyawan, dikarenakan ia belum sanggup untuk memberi upah tetap pada karyawan nantinya. Namun, jika ada salah satu warga yang iseng-iseng atau sedang bosan tidak melakukan aktivitas apapun, boleh saja ikut membuat kerajinan bunga kering ini tetapi bukan menjadi pekerja tetap, meskipun begitu Johar makmum akan memberikan upah harian sesuai kesanggupannya dan hasil kinerja dari orang tersebut.

Dia mengaku awal memulai membuat kerajinan bunga ini dari hasil otodidak melalui ide dan kreatifitas pemikirannya sendiri, serta keterampilan tangannya. Bahan limbah tersebut dia sulap menjadi karya seni yang cukup diminati oleh masyarakat.

Pemilihan bahan baku dari bunga kering yang telah jatuh serta memanfaatkan daur ulang menurutnya dapat berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan serta bahan baku produksi jadi lebih murah. "Bahan bakunya murah, tinggal ambil di hutan desa (Leuwisadeng) ini, Cuma nambah beli cat untuk warnain bunga keringnya jadi lebih menarik," Ujar Johar saat diwawancarai pada Senin 24 Februari 2020.

Pria yang kerap disapa Johar, tidak banyak menghasilkan kerajinan dari berbagai jenis bunga kering untuk produksi usahanya, tetapi dengan menghasilkan model dan desain yang berbeda-beda serta dengan warna-warna menarik yang bervariasi, ungkapnya. 

Untuk proses pembuatan cukup mudah. Semua bahan baku dicuci dan dibersihkan, lalu dikeringkan dibawah sinar matahari hingga bunga kayu yang dijemur mengembang sempurna. Biasanya lama proses menjemur bunga kayu sekitar 3-5 hari. Kendala dalam proses pembuatan bunga kering ini menurut Johar adalah cuaca harus mendukung ketika menjemur bunga kering karena dibutuhkan waktu yang lama agar bunga bisa kering dan mengembang, 

Jika musim hujan tiba, maka tenggat waktu pesanan yang harus diberikan kekonsumen harus tertunda karena masih menggunakan peralatan yang konvensional dalam mengeringkan bunganya. Setelah dijemur, bunga-bunga tersebut diberi pewarna agar menarik dan ditambahkan aksesoris unik dengan model yang berbeda-beda.

Selain unik dan menarik, kreasi dari bunga-bunga kering ini tahan lama daripada bunga asli. Perharinya Johar dapat memproduksi bunga kering minimal 10 pot dengan ukuran yang berbeda. Harga jual bunga-bunga kering dalam pot kecil untuk hiasan di meja di bandrol dengan Rp 25.000 sementara bunga-bunga kering dalam pot besar atau guci untuk hiasan ditepi dinding berkisar Rp 50.000-75.000. Omzetnya mencapai Rp 2 sampai 3 juta perbulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun