Mohon tunggu...
Noven Suprayogi
Noven Suprayogi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Departemen Ekonomi Syariah - FEB Universitas Airlangga

Dosen Departemen Ekonomi Syariah - FEB Universitas Airlangga dengan minat riset dan keahlian di bidang Akuntansi dan Audit Syariah, Keuangan dan Perbankan Syariah, Islamic Social Finance, Politik Ekonomi Islam, Cybergogy, Pendidikan Ekonomi Islam, dan Ekonomi Keluarga. Saat ini juga sebagai Peneliti di Center for Islamic Social Finance Intelegent (CISFI) FEB Universitas Airlangga dan Ketua Laboratorium Pengembangan Ekonomi Islam (LPEI) FEB Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menanti Jokowi Effect dalam Gerakan Nasional Wakaf Uang

6 Februari 2021   13:09 Diperbarui: 6 Februari 2021   13:55 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Rasulullah SAW setelah menandatangani perjanjian Hudaibiyah yang penuh kontroversial di kalangan para sahabat saat itu, memerintahkan para sahabat untuk berkorban dan bercukur. "Bergeraklah!, sembelihlah ternak qurban kalian, kemudian bercukurlah !" Itu perintah Rasulullah SAW kepada para Sahabat, sampai tiga kali perintah tersebut diucapkan, para Sahabat tidak segera melaksanakan perintah tersebut.

Saat itu para Sahabat merasa kecewa atas hasil perjanjian Hudaibiyah yang menurut presepsi para Sahabat merugikan kaum Muslimin. Ketika para Sahabat tidak segera melaksanakan perintahnya tersebut, maka Rasulullah masuk ke tendanya dengan perasaaan kesal, dan menceritakan rasa kesalnya kepada istrinya, Ummu Salamah.

Saat itulah, Ummu Salamah memberikan saran kepada Rasulullah SAW agar perintahnya dilaksanakan para Sahabat, yaitu keluar dari tenda tanpa bicara kepada siapapun, dan segera menyembelih hewan qurban Rasulullah SAW sendiri serta memanggil tukang cukurnya untuk mencukur rambutnya.

Mengikuti saran istrinya, Rasulullah SAW segera keluar tenda, langsung menyembelih hewan qurbannya, dan mencukur rambutnya dihadapan para sahabat. Maka beramai-ramailah para Sahabat mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasullullah SAW yaitu menyembelih hewan qurban dan saling mencukur rambutnya

Demikian pula ketika Presiden Jokowi bersama dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 25 Januari 2021 lalu meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU), para pejabat tersebut harus memberikan aksi nyata dalam program GNWU yaitu sebagai orang pertama yang mewakafkan uang harta pribadinya di program GNWU untuk diikuti oleh masyarakat luas.

Belajar dari pengalaman Gerakan Ekonomi Syariah (GRES) tahun 2013 di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY), yang kurang mendapatkan sambutan dari masyarakat, disebabkan karena kurangnya pejabat publik sebagai influencer memberikan contoh dukungan aksi nyata terhadap GRES sehingga belum berhasil mengeluarkan industri perbankan syariah Indonesia dari jebakan market share 5%.

Maka Program GNWU sebagai milestone baru pengembangan ekonomi syariah di Indonesia di masa pemerintahan Presiden Jokowi, membutuhkan strategi baru yaitu pejabat publik sebagai influencer harus memberikan aksi nyata untuk mensukseskan program GNWU.

Jika sekedar sosialisasi GNWU melalui media sosial dan peningkatan literasi wakaf, maka GNWU pada akhirnya akan senasib dengan GRES di era Presiden SBY yang tidak memberikan efek pada pengembangan ekonomi syariah di Indonesia 

Presiden Jokowi merupakan influencer yang paling top di Indonesia, memiliki banyak konten di media sosial, baik sebagai presiden, ataupun sebagai sosok pribadi seorang ayah atau kakek. Gaya busana Presiden Jokowi pun sering ditiru oleh masyarakat, bahkan ditiru pula oleh pejabat publik yang lain, sehingga Presiden Jokowi mampu menjadi top of mind masyarakat Indonesia.

Perannya sebagai influencer terbukti cukup efektif untuk meredam pro dan kontra vaksinisasi di Indonesia yaitu menjadi orang pertama yang divaksin. Berkaitan dengan GNWU yang baru dicanangkan tersebut, peran Presiden Jokowi sebagai influencer sangat diperlukan untuk mensukseskan GNWU tersebut. Presiden Jokowi sebaiknya menjadi pejabat publik pertama di Indonesia yang  mewakafkan uang harta pribadinya dalam program GNWU.

Efek Presiden Jokowi sebagai influencer dalam gerakan GNWU menjadi sangat penting agar GNWU sukses. Beberapa hari setelah GNWU ini diluncurkan oleh Presiden Jokowi, pro dan kontra di publik pun muncul atas GNWU. Serupa dengan gerakan vaksin, maka Presiden Jokowi dalam GNWU ini sebaiknya memberikan contoh langsung dengan mewakafkan uang harta pribadinya kepada Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai nadzir wakaf atau ke Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU), misal melalui produk Cash Wakaf Link Sukuk yaitu investasi wakaf uang ke sukuk proyek negara yang hasil investasi wakaf uang tersebut digunakan untuk kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh BWI atau lembaga sosial lainnya.

Jika itu dilakukan maka para follower Presiden Jokowi akan mengikuti tindakan beliau, sebagaimana Rasulullah SAW menyelesaikan pro dan kontra perjanjian Hudaibiyah, dengan memberikan contoh langsung menyembelih hewan qurban sendiri dan mencukur rambutnya di hadapan para sahabat.

Jika tindakan Presiden Jokowi mewakafkan uang harta pribadinya diikuti pula oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin, maka akan semakin menguatkan program GNWU sebagai arus utama pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Apalagi Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) dan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) juga melakukan hal yang sama, maka akan memberikan dampak yang luar biasa bagi kesuksesan program GWNU.

Keempat orang tersebut merupakan influencer utama dalam program GWNU. Presiden Jokowi sebagai icon pejabat publik dari partai nasionalis, dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin sebagai icon umat Islam, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai icon dua organisasi besar penggerak ekonomi syariah di Indonesia yaitu IAEI dan MES.

Jika para influencer utama tersebut berhasil menggerakan para pejabat publik seperti menteri dan kepala daerah serta anggota DPR,  dan pengusaha muslim di Indonesia untuk aktif dalam mewakafkan uang harta pribadinya dalam mensukseskan program GNWU, maka program GNWU akan menjadi model baru dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Yaitu ekonomi syariah digerakan dari para pejabat publik yang akan diikuti oleh masyarakat grass root (top-down), dan menyatukan seluruh elemen bangsa untuk mensukseskan program GNWU sehingga akan memberikan efek pada perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. 

Selama ini gerakan ekonomi syariah selalu diawali dari masyarakat grass root (botton-up), maka saatnya dengan program GNWU berubah menjadi gerakan top down akan menjadi babak baru perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun