Kegiatan Konseling Komunitas BK UNNES: 6 Karya Edukasi untuk Menumbuhkan Empati & Kesadaran Sosial terhadap Komunitas "Wanita Panggilan" di Semarang

Penyerahan Karya "Poster Kesehatan Mental Wanita Panggilan"

Karya ini dirancang sebagai media sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental, terutama bagi perempuan dalam situasi rentan. Poster ini tidak hanya mengajak untuk peduli, tetapi juga menekankan pentingnya dukungan sosial yang tidak menghakimi serta memperkuat empati publik terhadap isu mental health. 

Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) "Antara Passion dan Realita: Menemukan Jalan Karir yang Seimbang" oleh Dhiya Ayu Setyaningrum

Penyerahan Karya "RPL Antara Passion & Realita: Menemukan Jalan Karir yang Seimbang"

Melalui RPL ini, mahasiswa mengangkat tema penting tentang bagaimana seseorang dapat menyeimbangkan antara minat pribadi dan realita ekonomi dalam menentukan karier. Panduan ini membantu organisasi daerah dalam memberikan konseling karir bagi masyarakat, khususnya remaja dan perempuan yang sedang mencari arah hidup baru.

Cerpen "Langkah Pulang: Kisah Perempuan yang Ingin Sembuh" oleh Dinda Ayu Nurlita Listiani

Penyerahan Karya "Cerpen Kisah Perempuan yang Ingin Sembuh"

Cerpen ini menceritakan perjalanan seorang perempuan yang berjuang keluar dari dunia malam dan menemukan kembali jati dirinya. Dengan narasi yang menyentuh dan realistik, karya ini menggugah empati pembaca terhadap perjuangan batin perempuan yang ingin pulih. Cerpen ini diharapkan menjadi bahan literasi reflektif bagi masyarakat.

Enam karya tersebut telah diserahkan secara resmi kepada Ketua Umum Kamapala Semarang, Rendi Ananda, yang menyampaikan apresiasinya:

"Kami sangat menghargai kontribusi mahasiswa Bimbingan dan Konseling UNNES. Karya ini bukan hanya hasil akademik, tapi bentuk kepedulian nyata mereka terhadap kelompok yang sering dilupakan. Kami akan terus menggunakan karya ini untuk mendukung kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat," ujarnya. 

Kegiatan ini membuktikan bahwa pembelajaran di kampus bisa menjadi gerakan sosial yang berdampak nyata. Mahasiswa belajar memahami manusia dari sisi yang paling rapuh, dan dari sana mereka belajar tentang empati, kesetaraan, dan kemanusiaan. Karya-karya tersebut kini bukan hanya simbol akademik, tetapi juga alat perubahan sosial yang membantu membuka jalan bagi perempuan untuk berani sembuh, bangkit, dan dihargai kembali.

Penulis: Novelia Ramadhani & Kelompok 3 Konseling Komunitas BK UNNES