Mohon tunggu...
Novario Nugrahadi
Novario Nugrahadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2020.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dapatkah Demokrasi Memperkuat Rasa Nasionalisme ataukah Justru Memperumit?

12 April 2021   23:20 Diperbarui: 12 April 2021   23:34 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah tidak asing kata demokrasi dan nasionalisme di telinga kita, namun terkadang kita kurang memahami arti dari kedua istilah tersebut. Apa yang dimaksud demokrasi itu, apa yang dimaksud nasionalisme itu, dan kenapa dua istilah tersebut dapat saling berkaitan? Mari kita bahas lebih lanjut.

Dilansir dari Wikipedia, Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana semua warga negaranya memiliki hal setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumussan, pengembangan, dan pembuatan hukum atau perundang-undangan. Tentunya kita sudah paham tentang bagaimana cara kerja dari demokrasi. Demokrasi pertama kali dikenalkan di Yunani pada abad ke-5 sebelum masehi. Demokrasi berasal dari bahasa Yunani dari kata demos berarti rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan  Lalu apa definisi dari Nasionalisme? Kebanyakan definisi dari nasionalisme adalah kesadaran nasional  sehingga memiliki rasa kesatuan yang sama, sebagai identitas suatu bangsa, rasa patriotisme atau mencintai negara sendiri, dan keinginan untuk meningkatkan suatu bangsa. Dilansir dari Kompas.com nasionalisme muncul pada abad ke-18 di Eropa dan Amerika.  

Jadi apakah demokrasi dan nasionalisme saling berkaitan? Jawabannya adalah ya. Nasionalisme adalah bagian dari demokrasi  di era modern. Dilansir dari quora.com menurut Baradat keduanya berkaitan secara historical  keduanya adalah hasil dari revolusi perancis. Keduanya dianggap dapat menghasilkan tujuan yang menguntungkan bagi masyarakat dunia. Demokrasi dan nasionalisme tidak hanya memiliki keterikatan historis yang sama, tetapi juga serupa dalam hal dasar filosofisnya. 

Meskipun demokrasi oleh memiliki keterkaitan dengan nasionalisme, yang perlu diperhatikan juga dalam hal ini adalah realitas negara yang memiliki kebiasaan dan budaya yang berbeda. Maka dari itu, Baradat menekankan bahwa nasionalisme pada sisi yang berbeda merupakan gabungan fenomena politik beserta identitas manusianya. Definisi nasionalisme tersebut mengarahkan pada perlunya kesadaran masyarkat yang dalam sistem demokrasi adalah pusat dari segalanya. Demokrasi mengkhendaki peran masyarakat yang tergolong besar dalam ruang-ruang pengambilan kebijakan. Di Indonesia demokrasi adalah bentuk dari pemerintahan. 

Dalam sejarah Republik Indonesia Demokrasi telah mengalami banyak hal. Berawal pada 18 agustus 1945, pada saat itu Indonesia belum memiliki sistem pemerintahanya yang kemudian digunakannya sistem pemerintahan presidensial yang dimana Soekarno dan Hatta dipasrahkan oleh masyarakat untuk memimpin Indonesia. 

Dikarenakan takut timbulnya absolutisme yang dilakukan oleh pemerintahan kemudian pemerintah Indonesia mengeluarkan 3 maklumat. Pertama, Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945, yang berisikan perubahan KNIP menjadi lembaga legislatif. Kedua, Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang pembentukan partai-partai politik. Ketiga, Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 tentang perubahan sistem pemerintahan dari sistem presidensial ke sistem parlementer. 

Sistem parlementer dianut dan kedaulatan dipegang seluruhnya oleh rakyat. Hal ini tidak berjalan lama karena adanya keinginan belanda untuk mengambil alih lagi. Banyak perjanjian-perjanjian yang dilakukan untuk menangani masalah ini hingga ada satu perjanjian yang akhirnya dapat menyelesaikan konflik tersebut yaitu konferensi meja bundar yang dilakukan di Den Haag. Salah satu hasil dari KMB yaitu negara Indonesia mengambil sistem pemerintahan Republik Indonesia Serikat. 

Dengan pergantian pemerintahan menjadi RIS, Indonesia mengalami kemunduran. Sehingga Soekarno selaku presiden hingga waktu itu membubarkan RIS pada tahun 1950 kemudian menganut sistem pemerintahan demokrasi, namun demokrasi yang dianut adalah demokrasi liberal. Demokrasi liberal dianggap tidak cocok dijalankan di Indonesia, sehingga Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menjadi penanda dijalankannya sistem Demokrasi Terpimpin. 

Kemudian sistem ini berubah karena timbul banyak perpecahan  salah satunya G30S-PKI, masa pemerintahan Soekarno dengan demokrasi terpimpinnya berakhir. Soeharto pun mengambil alih kursi kepemimpinan Indonesia dengan menjalankan sistem demokrasi pancasila hingga saat ini.  Dengan melihat sejarah demokrasi di Indonesia, ternyata nasionalisme adalah elemen penting dari sistem demokrasi. Apa bila demokrasi tidak dilandasi dengan adanya rasa nasionalisme maka suatu negara akan mengalami keruntuhan.

Kita dapat menarik kesimpulan bahwa demokrasi sangat membutuhkan nasionalisme agar suatu negara dapat berdiri dengan kokoh. Apabila rakyat dalam suatu negara demokrasi tidak memiliki rasa nasionalis yang tinggi, maka negara tersebut akan hancur. Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang menempatkan rakyatnya sebagai elemen terpenting. 

Jika rakyatnya tidak memiliki rasa nasionalisme itu sama saja dengan menghancurkan suatu negara dari dalam. Dengan demikian dengan menganut demokrasi maka rasa nasionalisme dalam rakyat akan semakin kuat. Maka dari itu kita sebagai rakyat Indonesia harus meningkatkan rasa nasionalisme dalam diri kita agar negara yang kita cintai ini tidak hancur karena diri kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun