Mohon tunggu...
novance silitonga
novance silitonga Mohon Tunggu... Penulis - senang baca, nulis, jalan-jalan apalagi nonton, masak dan mengurus taman.

senang baca, nulis, jalan-jalan apalagi nonton, masak dan mengurus taman.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisruh Gaduh Pemilu: Gerakan People Power

24 Mei 2019   14:27 Diperbarui: 24 Mei 2019   14:34 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Atas berkembangnya isu-isu gerakan people power oleh sekelompok elit bangsa bersama dengan rakyat yang mendukungnya, muncul pula kekhawatiran ditengah-tengah masyarakat itu sendiri. Mereka cemas akan situasi yang terjadi jika people power melenceng dari gerakan aksi "protes keras", sehingga keadaan menjadi kacau dan aktivitas keseharian akan terganggu.

Masyarakat investor bisa ikut berdampak, mereka khawatir akan jaminan stabilitas dan mengancam investasi mereka. Pengalaman people power tahun 1998, memang tidak perlu disamakan dengan people power yang kemungkinan akan terjadi, tetapi paling tidak, pemerintah harus memberi kepastian rasa aman dan nyaman kepada seluruh rakyatnya bahwa pemerintah memastikan semua keadaan akan baik-baik saja.

Seruan gerakan people power memang semakin menambah riuh gaduh pemilu tetapi gerakan ini tidak boleh serta merta dianggap tabu atau menakutkan apalagi dihentikan rencana aksinya. Gerakan ini sebaiknya dipandang sebagai sebuah dinamika negeri yang benar-benar telah matang berdemokrasi, memberi tempat kebebasan rakyat untuk bersuara dan menghargai hak asasi manusia. Yang perlu dilakukan adalah proses pengawalan yang bukan saja dari pemerintah, tetapi rakyat, baik yang pro gerakan maupun yang tidak setuju dengan gerakan. Masing-masing hendaknya berfikir bahwa anak-anak bangsa sedang merayakan kehidupan demokrasi politik yang sebenarnya. Semoga bangsa ini selalu bersatu.

Novance Silitonga
Direktur Populus Institut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun