Yang saya harapkan saat itu saya bisa menjadi guru profesional yang kelak berguna untuk masa depan . Artinya saya akan mudah dalam profesi ini.
Kedua, saya mengasah kemampuan yang saya miliki yaitu menulis, saya benar benar memanfaatkan kemampuan ini. Dan bersyukur karena kemampuan ini saya mendapatkan penghasilan yang lumayan. Dari menang lomba, ikut event, menjadi narasumber dan lain lain.Â
Nah, untuk guru honorer di seluruh Indonesia. Asahlah kemampuan yang dimiliki sehingga menjadi jalan untuk datangnya penghasilan lainnya. Banyak orang yang berhasil dari potensi diri yang dimiliki.
Ketiga, seorang guru menjadi reseller atau bahkan menjalankan profesi lainnya masih bisa ditolerir selama pekerjaan itu tak mengganggu guru dalam mengajar dan mendidik anak muridnya.
Perlu manajemen waktu yang baik dan rencana dalam menjalankan dua profesi sekaligus dalam satu waktu. Hal ini sejatinya hanya bersifat temporer. Sifatnya komplementer yang utama menjadi guru.
Khawatir ada overlapping sehingga profesi guru yang akhirnya ditinggalkan karena profesi lainnya lebih menjanjikan. Lebih banyak cuan yang didapat.
Menjadi guru sejatinya bukan profesi batu loncatan, atau profesi yang diambil karena tak ada pilihan lain. Pendidikan itu luar biasa karena SDM gurunya. Sayang bila guru akhirnya sibuk untuk hal lain yang tak ada hubungannya dengan dunia pendidikan
Salam Bahagia...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI