Sebagaimana diketahui anak yatim merupakan anak yang tidak lagi mempunyai ayah (karena meninggal dunia ) dan dia belum baligh.
Seorang anak yang ditinggalkan ayah, mempunyai pengaruh dalam perkembangan anak selanjutnya. Ayah disamping menjadi tumpuan nafkah bagi keluarga, seorang ayah adalah sosok panutan yang dapat mempengaruhi interaksi dalam kehidupan sosial anak.
Menyantuni anak yatim mempunyai banyak keutamaaan.
Di dalam Alquran diterangkan bahwa salah satu dari sikap orang yang mendustakan agama, yaitu orang yang menghardik anak yatim.
Sikap tidak peduli terhadap anak yatim, merupakan hal yang bertentangan dengan kebaikan. Anak yatim, memerlukan perhatian yang khusus. Ketiadaan seorang ayah, membuat anak merasakan kesedihan yang mendalam. Ada yang tidak bisa terpenuhi salah satu atau beberapa kebutuhan seorang anak yatim. Kebutuhan mereka yang utama antara lain adalah sandang, pangan, papan, kesehatan dan terpenuhinya pendidikan yang memadai.
Menyantuni anak yatim mempunyai banyak keutamaaan.
Nabi SAW bersabda, "Bila engkau ingin hati menjadi lembut dan damai serta keinginan (yang baik) tercapai, maka sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah dia makanan yang seperti engkau makan. Bila itu engkau lakukan, hatimu akan tenang, lembut, serta keinginanmu (yang baik) akan tercapai" (HR Thabrani).
Dalam sebuah hadits Riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah (SAW) bersabda, "Rumah terbaik di antara umat Islam adalah rumah di mana seorang yatim piatu dirawat dengan baik, dan rumah terburuk di antara umat Islam adalah rumah di mana seorang yatim piatu diperlakukan dengan buruk."
Menyantuni anak yatim, memelihara dengan penuh kasih sayang, memenuhi kebutuhan hingga menjadikan anak soleh yang mandiri dan berguna bagi masyarakat merupakan hal yang mulia. Beberapa bentuk cara dalam menyantuni anak yatim bisa dilakukan, sesuai dengan keinginan dan kondisi seorang penyantun.
1. Membantu anak yatim secara langsung
