Mohon tunggu...
Bintang AdjiNotodidjojo
Bintang AdjiNotodidjojo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Rekayasa Nanoteknologi/Universitas Airlangga

orang yang hobi mendengarkan musik sambil berimajinasi dengan khayalan liar dan sering menyelam pada segala hal yang menurutnya menarik baik dalam bidang ilmu pengetahuan, fantasi, dan histori

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Hajatan dan Speaker, Bahayanya untuk Pendengaran dan Komplikasi Masalahnya

10 Juni 2022   23:27 Diperbarui: 10 Juni 2022   23:51 2850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel batas pemaparan suara pada rentang desibel tertentu. safetysignindonesia.id/

suatu acara yang besar dan membahagiakan memang perlu untuk dikenang dan dirayakan, terutama jika acara tersebut tidaklah sering kita bisa alami atau rasakan, seperti ulang tahun, khitanan, pernikahan, festival, lahiran atau syukuran pada umumnya, pada perayaan khususnya yang berada diwilayah perkampungan di daerah jawa, 

disetiap perayaan selalu tersedia sound system yang menggelegar dengan kencang, memang sebuah perayaan rasanya tidak afdol jika tanpa speaker dan lagu dangdut khas khas Indonesia, namun pernahkah terlintas dibenak kita kalau penggunaan sound system dan pemutaran lagu 

dengan sangat keras dalam durasi tertentu dapat merusak telinga kita dan menyebabkan hearing loss atau berkurangnya kemampuan pendengaran kita hingga kehilangan pendengaran.

tingkat kebisingan suatu suara biasa diukur dalam satuan desibel, nah hal ini lah yang mempengaruhi seberapa lama kita bisa berada dalam paparan suara tersebut dalam satu hari tanpa mengalami hearing loss dilansir dari zenaudio.id bahwa percakapan normal antar manusia dapat mencapai 65 dB. 

Sedangkan pengeras suara berkisar 65-90 dB. Ada tiga bagian dalam pengeras suara, yaitu background system (65-80 dB), foreground system (80-90 dB), dan performance system (>90 dB). Masing-masing memiliki fungsi dan peran pada kondisi tertentu. Manusia relatif merasa terganggu jika mendengar bunyi pada tingkat 85-90 dB.

dari tabel diatas yang merupakan batas waktu terpapar suara dalam satuan waktu pada satu hari, mari kita lakukan perhitungan singkat, karena ada 3 jenis speaker dalam suatu sistem pengeras suara maka untuk amannya kita ambil speaker dengan desibel tertinggi yaitu 90 desibel, jika pada kasus syukuran kita asumsikan  terjadi selama 3 jam, dan 

kita menerima suara dari speaker sebesar 90 desibel secara terus menerus, maka kemungkinan besar kita akan mengalami hearing loss, ini karena pada tingkat kebisingan 90 dB, kita hanya memiliki waktu maksimal 2 jam untuk terpapar suara sebesar itu, selain itu jika tingkat kebisingan suara yang terpapar pada kita lebih besar 

dari itu karena speaker yang digunakan lebih bising daripada umumnya misalnya hingga 94 dB, maka kita hanya memiliki waktu selama 1 jam dalam satu hari untuk kalau tidak ingin mengalami gangguan pendengaran.

ini bisa terjadi karena terjadinya noise induced hearing loss, Noise-induced hearing loss adalah kejadian dimana kita kehilangan kemampuan pendengaran kita baik sebagian maupun seluruhnya, hal ini bisa disebabkan oleh paparan satu kali pada suara ‘impuls’ yang intens, seperti ledakan,

 atau paparan terhadap suara keras dalam jangka waktu yang lama, oleh sebab itu menghadiri hajatan atau syukuran dengan sound system yang menggelegar dan kencang membahayakan untuk kita karena bisa membuat kita mengalami kehilangan pendengaran baik sebagian maupun seluruhnya karena implus suara oleh speaker yang berkealnjutan secara lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun