Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Hari Gunung Internasional dengan Kisah dan Panorama Gunung Tambora

11 Desember 2020   08:28 Diperbarui: 11 Desember 2020   22:20 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan demikian dalam kondisi perjalanan waktu itu, kebetulan bersama rekan kerja pak Asep Mulyana dan pak Landi. Sembari bercerita dan ngobrol di dalam kendaraan, menikmati pemandangan yang ada di kabupaten Bima dan dan kabupaten Dompu. Terutama yang di lihat Panorama yang begitu indah gunung Tambora di lihat dari kejauhan.

Esok harinya sangat terlihat dari tempat kerja, begitu indah baik pagi hari, siang hari maupun sore hari. Tidak hanya cerita namun saya menyaksikan sendiri begitu indahnya gunung Tambora tersebut, walaupun saya tidak bisa melihat terlalu dekat namun menjadi kebanggan bisa melihat sendiri dengan jarak dua jam perjalanan menuju gunung Tambora tersebut.

Kemudian saya mendengar dari warga sekitar di desa 'Doropeti' terkait kisahnya bahwa meletusnya gunung Tambora yang sangat berduka pada saat itu.

Letusan gunung Tambora tersebut pada tahun 1815 yang mana merupakan letusan gunung terbesar dalam sejarah. letusan gunung ini terdengar sejauh 2.600, Sehingga abu jatuh setidaknya sejauh 1.300 km. Kegelapan terlihat sejauh 600 km dari puncak gunung selama lebih dari dua hari. Aliran Piroklastik menyebar setidaknya 20 km dari puncak letusan gunung tersebut.

Setelah letusan gunung Tambora tersebut, mendengar dari cerita warga desa Doropeti bahwa desa ini sudah menjadi semua masyarakat sebagian besarnya pendatang, dengan bertempat tinggal di atas desa yang terkena letusan gunung Tambora tersebut.

Walaupun pendatang karena penduduk sebelumnya meninggal dunia akibat letusan gunung berapi, artinya desa ini menjadi lebih mandiri dan berkembang dibanding desa tetangganya, dikarenakan di Desa Doropeti terdapat pabrik Gula yang sangat besar dan luas, sehingga penduduknya mendapat kesempatan bekerja di pabrik gula tersebut.

Tidak hanya warga yang bekerja di pabrik gula, namun pihak management pabrik gula mempunyai strategi untuk mengembankan warga untuk mempunyai kebun tebu, artinya bekerja sama sebagai Mitra yang mana management pabrik tersebut, bekerja sama dalam penyediaan bahan baku gula di distribusikan dari warga tersebut.

Berdasarkan kisah gunung Tambora tersebut, menjadi duka yang mendalam untuk masyarakat desa Doropeti kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Walaupun dari sisi lain bahwa gunung merupakan tempat tempat terindah bagi penikmatnya.

Fenomena yang bisa kita rasakan adalah selain bisa di nikmati oleh setiap manusia dimanapun dan kapanpun, harus lebih waspada terhadap potensi ancaman dan resiko bencana Alam yang kemungkinan akan terjadi.

Demikian dari ulasan tulisan di atas, berikut kesimpulan memaknai hari gunung Internasional dari perspektif penulis :

1.Peran Pemerintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun