"Baju badut buaya ini dikasih orang juga. Ada tetangga yang prihatin dengan hidup saya dan kemudian membelikan baju badut yang baru. Tuhan itu  baik, " katanya.
Pak Nuri mengamini bahwa dalam setiap langkahnya Tuhan selalu menyelipkan orang-orang baik yang berbagi dan terus berbagi.
"Ketika saya lapar. Ada orang yang memberi nasi kuning buat saya. Saat saya haus. Ada yang memberi air mineral. Ada juga yang menyelipkan rupiah demi rupiah di balik plastik kresek saya, " ia menambahkan.
Obrolan kami akhirnya berujung. Hari sudah semakin tinggi. Saya pun bergegas ke Kota Hujan Bogor. Sedangkan Pak Nuri kembali menelusuri jejak-jejak untuk mengais rupiah demi rupiah untuk sebuah kehidupan.
Kami sempat berfoto. Kami akhirnya memang berpisah untuk esok bersua kembali. Semangat Pak Nuri. Tuhan itu baik.(*)