Mohon tunggu...
Norman Meoko
Norman Meoko Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menulis Tiada Akhir...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepenggal Cerita Sang Badut di Tengah Pandemi

24 Juli 2021   13:41 Diperbarui: 24 Juli 2021   13:52 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya (kanan) dan Pak Nuri, badut di sekitar Grand Depok City. (foto: Norman Meoko)/dokpri

"Baju badut buaya ini dikasih orang juga. Ada tetangga yang prihatin dengan hidup saya dan kemudian membelikan baju badut yang baru. Tuhan itu  baik, " katanya.

Pak Nuri mengamini bahwa dalam setiap langkahnya Tuhan selalu menyelipkan orang-orang baik yang berbagi dan terus berbagi.

"Ketika saya lapar. Ada orang yang memberi nasi kuning buat saya. Saat saya haus. Ada yang memberi air mineral. Ada juga yang menyelipkan rupiah demi rupiah di balik plastik kresek saya, " ia menambahkan.

Obrolan kami akhirnya berujung. Hari sudah semakin tinggi. Saya pun bergegas ke Kota Hujan Bogor. Sedangkan Pak Nuri kembali menelusuri jejak-jejak untuk mengais rupiah demi rupiah untuk sebuah kehidupan.

Kami sempat berfoto. Kami akhirnya memang berpisah untuk esok bersua kembali. Semangat Pak Nuri. Tuhan itu baik.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun