Mohon tunggu...
Norman Meoko
Norman Meoko Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menulis Tiada Akhir...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Kantin Kejujuran Ramai-ramai Gulung Tikar

13 Desember 2017   06:33 Diperbarui: 13 Desember 2017   07:57 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Peringatan Hari Antikorupsi di Kota Bekasi, Senin (12/12/2017) diwarnai kegelisahan. Upaya menanamkan nilai kejujuran di kalangan siswa melalui kantin kejujuran ternyata belum berbuah manis.

Gagasan yang dilontarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan belakangan diikuti Jaksa Agung ketika itu Hendarman Supanji, dengan ramai-ramai mendirikan kantin kejujuran akhirnya mati suri.

Inayatullah, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi mengaminkan hal itu di sela-sela acara peringatan Hari Antikorupsi di SMA Negeri 2 Kota Bekasi, Senin (12/12/2017).

Dia tidak memungkiri bahwa banyak kantin kejujuran di kotanya yang akhirnya gulung tikar. Yang masih bertahan tinggal satu yakni yang berada di SMA Negeri 1 Kota Bekasi. Kebetulan di sekolah ini pertama kali kantin kejujuran di Indonesia diperkenalkan oleh Jaksa Agung Hendarman Supanji.

Inayatullah tidak habis pikir mengapa kantin kejujuran di kotanya bisa per lahan tetapi pasti mati suri dan ujung-ujungnya gulung tikar. Padahal, kehadiran kantin kejujuran, salah satunya memupuk kejujuran sejak dini. Dia bisa menjadi bagian dari pendidikan karekter.

Sejak dibentuk pada 2007, dari 697 kantin hanya tersisa satu yakni di SMA Negeri 1 Kota Bekasi. Namun, prihatin dan kecewa tidak lantas membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menghentikan subsidi untuk kantin kejujuran. Pemkot tetap menyubsidi sebesar Rp1 juta per bulan untuk satu sekolah.

"Hampir semua mati suri, sisanya hanya tinggal satu kantin kejujuran yang masih mendapat untung dan masih tetap buka di SMAN 1. Siswa-siswa di sana patut dicontoh," kata Inayatullah lagi.

Kehadiran kantin kejujuran sekaligus juga menguji mental siswa. Kantin tersebut tidak dijaga, siswa boleh mengambil barang dagangan yang disediakan dan meletakkan uang pembeliannya di tempat yang disediakan. Jika ada kembalian, ia mengambilnya sendiri.

Pengawasan hanya pada dirinya dan keyakinannya bahwa perbuatannya diawasi Tuhan. Sayangnya,  umumnya siswa belum tertanam nilai-nilai tersebut. Mereka mengambil barang tanpa membayarnya. Hal itu dituding sebagai penyebab kantin kejujuran bangkrut. Ini artinya semangat pembentukan kantin kejujuran belum berhasil.

Kepala Kejaksaan Negeri Kota Bekasi, Didi Suhardi mempunyai alasan lain. Ia menuduh kantin kejujuran bangkrut karena ulah segelintir oknum siswa saja yang membuat kantin kejujuran tidak bisa bertahan. Ia yakin, masih banyak siswa yang jujur. Namun, karena ulah siswa yang tidak jujur berimbas pada semuanya. Ibarat pepatah, karena nila setitik rusak susu sebelanga.

Kepala Sekolah SMA Negeri 2, Ekowati mengaku kantin kejujuran di sekolahnya hanya bertahan selama setahun. Tutup karena merugi terus sebab barang dagangannya habis, tetapi uangnya yang terkumpul tidak sesuai jumlahnya. "Lama-lama tutup," ujarnya sedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun