Mohon tunggu...
Norberth Javario
Norberth Javario Mohon Tunggu... Konsultan - Pengelana Ilmu

Menulis semata demi Menata Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Foodie

BSF Cafe Atambua, Jembatan untuk Eksisnya Kelompok Disabilitas

16 Agustus 2022   02:59 Diperbarui: 16 Agustus 2022   03:09 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Outdoor BSF Cafe Atambua. dokpri

Sebagai salah satu sukarelawan untuk olahraga rugby kursi roda Atambua yang diinisiasi Bali Sport Foundation (BSF) Atambua, sore ini saya diundang menghadiri soft opening BSF Cafe Atambua.

Cafe ini menyajikan suasana tenang setenang-tenangnya sebab lokasinya berada di belakang Hotel Timor (Anda bisa mencarinya di Google Maps). Ini tempat ideal bagi yang sejenak ingin menjauhi hingar bingarnya suasana kota. Dalam istilah masa kini, bisa dibilang tempat ini amat pas untuk healing. Bisakah Anda membayangkan sebuah tempat yang berada di tengah kota, namun kesunyian dan ketenangan malah bisa ditemui di situ?

Selain di bawah atap seng, pengunjung bisa memilih tempat duduk di taman beratapkan langit dan berlantai tanah, suatu konsep outdoor yang ditata begitu unik nan artistik. Dari segala penjuru mata angin, nampak temaram lampu-lampu hias keren memanjakan mata. Ada yang digantung, ada yang ditempel di tiang, di pohon, bahkan ada lampu yang letaknya di tengah rumpun bambu, menyorot tegak lurus dari bawah ke atas, menyajikan kesan aneh namun melegakan. Rumpun bambu bukanlah sesuatu yang menakutkan....

Sebenarnya masih ada lagi yang bisa ditulis, seperti meja-mejanya yang sangat panjang karena dibuat dari satu pohon utuh atau pun tulisan mengenai ornamen lainnya. Informasi demikian tak perlu dideskripsikan. Mungkin Anda sendirilah yang bisa datang dan mendeskripsikannya sendiri sesuai selera imajinasi masing-masing.

Mengenai menu, jualan utamanya adalah pizza khas Itali yang diracik secara rahasia oleh Mr. Rodney Holt, masterchef kaliber internasional yang berpengalaman di hotel-hotel mewah. Beliau pendiri BSF Asia, yayasan yang khusus membantu olahraga kelompok disabilitas. Beliau juga, baru dua minggu lalu, terpilih sebagai World Wheelchairs Rugby Regional General Manager untuk wilayah Asia.

Selain pizza, tentu masih ada pilihan menu lain yang membuat lidah terbanting-banting saat dieja. Membacanya membuat saya senang, sebab saat itu saya merasa sebagai Vito Corleone, bos besar mafia Itali dalam film The Godfather.

Entah karena tersugesti atau karena benar-benar lezat, pizza yang kami cicipi secara gratis malam ini membuat ketagihan. Benar-benar ketagihan. Kami tak pernah sungkan umtuk meminta dan terus meminta sampai kekenyangan. Dengan pilihan rasa berbeda-beda, pizza ala Mr. Rodney seperti kutub positif magnet yang selalu ingin tarik-menarik dengan kutub negatif di lidah ini.

Baiklah, mungkin saya terlalu berlebihan. Tetapi yang membuat saya sampai membuat status ini adalah karena ada yang jauh lebih hebat dari persoalan desain cafe maupun kelezatan menunya.

Yang membuat saya terkesan adalah, cafe ini mempekerjakan rekan-rekan disabilitas kami yang selama ini menjadi atlet rugby kursi roda. Kita tahu, orang-orang dengan keterbatasan fisik adalah kelompok yang tidak bisa begitu saja diterima bekerja karena tuntutan tertentu dari si pemberi kerja. Oleh sebab itu, berada dalam lingkaran BSF telah membuat beberapa langkah maju dalam hidup mereka. Sesuai motto BSF "Sports Changes Lives", mereka sendiri telah merasakan dampaknya. Dari bukan siapa-siapa, sekarang mereka adalah atlet berprestasi, dan saat ini, sebagian di antaranya jadi karyawan cafe melalui seleksi langsung dari Mr. Rodney.

Tentu saja, menjadi bagian dari proses ini juga merupakan kebanggaan serta kebahagiaan kami sebagai relawan. Kami perlu sedikit berbangga sebab waktu, tenaga, dan energi betul-betul terkuras mendampingi kelompok ini sejak awal tahun tanpa ada kompensasi biaya sepeser pun. Tak seperti dalam bidang lain, politik misalnya, banyak yang berbaju relawan tapi sebenarnya mereka diberi insentif atau transport, atau apalah namanya, kegiatan BSF dengan olahraga rugby kursi rodanya sama sekali tidak demikian. Secuil pun tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun