Kompetisi ini  terbuka untuk semua guru. Ada beberapa syarat administrasi yang diminta pada saat pendaftaran misalnya surat pernyataan aktif mengajar, surat bukan kepala sekolah, dan lainnya. Tahap pertama adalah seleksi administrasi.
Peserta yang lolos akan dilakukan penilaian proposal yang diajukan. Apabila lolos maka akan mendapatkan undangan bimtek dari Kemendikbud. Selanjutnya melakukan penelitian Pelaksanaan di sekolah masing-masing. Selama pelaksanaan penelitian, akan dilakukan tahap seleksi dan evaluasi. Peserta yang lolos seleksi pada tahap ini, akan ditetapkan sebagai finalis yang akan kembali di undang untuk mempresentasikan hasil karya ilmiahnya.
Pada waktu tahun 2016 diambil 100 peserta yang lolos sebagai finalis. 50 finalis dari jenjang SMA dan 50 finalis dari jenjang SMK. Namun, pada tahun 2018 format seleksi peserta dibedakan kembali. Ada kategori utama bagi peserta yang pernah juara, madya yang pernah masuk finalis namun belum juara dan pemula bagi yang pertama kali mengikuti. Tes yang dilakukan saat babak final meliputi tes tertulis yang berisi soal pedagogik sejumlah 100 soal, tes presentasi dan laporan hasil penelitian.
Pada saat presentasi dan laporan hasil penelitian, produk inovatif yang diajukan akan dinilai berdasarkan sspek mudah digunakan, mudah didapatkan, mudah ditiru, dan seberapa manfaat produk itu untuk mendukung pembelajaran. Â Standar penilaian inilah yang menjadi penilaian yang tinggi lomba INOBEL . Finalis yang berhasil melewati ketiga tes ini akan dinobatkan menjadi juara INOBEL.
Sebenarnya dalam kondisi apapun, guru memang harus dituntut untuk kreatif dan inovatif menciptakan suatu pembelajaran yang menarik minat siswa dan dapat meningkatkan prestasi siswa. Inovasi tersebut tidak melulu dalam bidang IT atau harus berupa produk yang mahal dan susah dibuat. Banyak barang di sekitar kita yang apabila kita kreatif, bisa dijadikan suatu media pendukung proses pembelajaran.
Apalagi di daerah 3T yang segalanya serba minim dan terbatas, tantangan tersendiri bagi guru yang mengajar di daerah tersebut untuk terus menciptakan inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan. Di tengah segala keterbatasan yang ada, kekreatifan seorang  guru sangatlah diperlukan agar transfer pendidikan tetap berjalan. Inovasi harus terus-menerus dilakukan. Dan yang penting dari suatu inovasi adalah mudah dibuat, mudah ditiru, mudah digunakan, dan pastinya bermanfaat bagi kemajuan pendidikan.
SALAM DARI KAMI TERUNTUK PAHLAWAN DI UJUNG BATAS