Mohon tunggu...
Noperman Subhi
Noperman Subhi Mohon Tunggu... ASN -

Noperman Subhi, S.IP, M.Si, lahir di Pagaralam (Sumsel) 13 november 1969. Lulus S1 Ilmu Pemerintah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan S2 Magister Administrasi Pendidikan di Universitas Sjakhyakirti. Sekarang Sebagai ASN di Dinas Pendidikan Sumsel. Aktif menulis artikel dan cerita Pendek. Karya tulis yang pernah diterbitkan, “Musim Kopi dan Gaya Hidup” (2001), “Jas Biru Dewan” (2002) dan “Memotret Guru Dari Kejauhan” (2016), “20 Kegagalan Menembus Publikasi” (2017) dan “Motor Matik Milik Bapak (2017).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Adakah Ritual Tradisional Menikmati Pempek?

14 Oktober 2017   11:16 Diperbarui: 14 Oktober 2017   11:26 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dok.pribadi

Apalagi apabila di sajikan untuk menjamu tamu resmi, harus ada prosesi yang harus dilakukan, baik cara penyajian dan cara menyantapnya. Boleh saja cara orang minum teh dengan cara apapun, termasuk dengan cara alakadarnya, akan tetapi ritual tradisional minum teh bersama di Jepang dalam rangka menjamu tamu istimewanya tetap terpelihara dan menjadi sejarah bahwa negara tersebut memiliki ritual tradisional yang di kagumi oleh banyak orang dan banyak negara serta bisa saja nantinya menjadi sebuah warisan dunia. Bisakah Palembang seperti itu dengan Pempeknya ? jawabnya pasti bisa dan tidak ada kata terlambat untuk itu. 

Membangun ritual tradisional makan pempek rasanya tidak kalah hebatnya dengan membangun LRT dan menyulap Jakabaring sebagai pusatnya olahraga di Indonesia. Membangun ritual tradisional makan pempek untuk menjamu tamu-tamu kehormatan juga memiliki nilai jual yang mumpuni apabila di kelola dengan baik. Dampaknya lebih hebat di banding booming bakso beranak atau pempek beranak yang akhir-akhir ini menjadi menu favorit masyarakat Palembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun