Mohon tunggu...
Nopelita Sihombing
Nopelita Sihombing Mohon Tunggu... Maha Siswi

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bimbingan Konseling Islam Untuk mengatasi Depresi di Rumah Sakit

10 Juni 2025   21:21 Diperbarui: 10 Juni 2025   21:02 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana metode dan teknik dalam layanan bimbingan konseling Islami untuk mengatasi depresi fase dewasa awal, (2) untuk mengetahui bagaimana materi dan media yag digunakan dalam layanan bimbingan konseling Islami untuk mengatasi depresi fase dewasa awal, (3) untuk mengetahui hasil yang dicapai dari layanan bimbingan konseling Islami untuk mengatasi depresi fase dewasa awal di Hospital . Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini mengungkapkan (1) Metode dan teknik yang digunakan dalam layanan bimbingan konseling mengatasi depresi pada pasien di rumah sakit  dikalangan fase dewasa awal adalah metode langsung secara individual dengan teknik percakapan pribadi seperti sesi dialog antar dua pihak tentang permasalahan psikologi pasien (2) Materi dalam layanan bimbingan konseling Islam yang diberikan kepada pasien untuk mengatasi depresi. (3) Layanan Bimbingan Konseling Islam memberikan hasil perubahan positif pada diri para pasien di Rumah sakit .

PENDAHULUAN 

Depresi merupakan fenomena yang banyak dialami oleh manusia modern. Perkotaan seringkali diidentikkan dengan wilayah supersibuk. Warganya memiliki rutininitas yang berbeda dengan daerah perdesaan. Peneliti menemukan fenomena depresi di kota Bintulu, Sarawak, Malaysia. Menurut observasi yang peneliti lakukan di Hospital Bintulu, terdapat 10 kasus depresi yang terjadi di
kalangan individu yang beragama Islam. Depresi menyerang pada mayoritas individu di lingkungan fase dewasa awal. Hal ini karena usia dewasa awal merupakan usia produktif. Dewasa awal merupakan fase peralihan dari remaja ke dewasa. Pada usia 20-30 tahun, mayoritas individu mendapat tekanan persoalan pendidikan, pekerjaan, pernikahan, dan sebagainya. Hal ini dapat memicu individu mengalami stress. Jika tidak dapat ditangani dengan baik dapat mengarahkan stress kepada depresi. Depresi memiliki beberapa gejala, seperti insomnia atau kelebihan tidur, hilangnya semangat harapan dan ketertarikan, emosi yang tidak terkawal, merasa
sedih, sering merasa murung, dan merasa tidak berharga. Individu yang mengalami depresi akan hilang minat pada kegiatan yang sebenarnya disukai. Ia juga lebih cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Jika dibiarkan terus individu yang
mengalami gejala depresi akan memiliki keinginan untuk bunuh diri (Yosep &Sutini, 2016: 283). Banyak sekali dampak negatif depresi pada diri individu jika tidak ditangani dengan baik dan lebih awal. Salah satunya adalah kelebihan obesitas, penyakit fisik, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, konflik keluarga, masalah hubungan dengan orang lain serta masalah di sekolah atau lingkungan kerja, isolasi diri dari sosial, mudah berasa camas, panik atau fobia sosial, cenderung untuk melukai diri sendiri, dan cenderung timbulnya perasaan ingin bunuh diri serta berusaha untuk bunuh diri.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bimbingan konseling Islam menurut Aunur Rahim Faqih (2001:4) merupakan suatu proses dalam pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Sedangkan landasan utama bimbingan konseling Islam adalah Al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Tujuan dari layanan bimbingan konseling Islam menurut Aunur Rahim Faqih (2001:36) adalah untuk membantu individu dari mengalami kembali menghadapi masalah tersebut sekaligus dengan membantu mengembangkan segi-segi positif yang dimiliki dan
mungkin dimiliki individu. Adapun asas-asas bimbingan konseling Islam menurut Aunur Rahim Faqih (2001:22) yaitu: asas-asas kebahagiaan di dunia dan akhirat, asas fitrah manusia itu sendiri, asas "Lillahi ta'ala", asas bimbingan seumur hidup, asas kesatuan
jasmaniah-rohaniah, asas keseimbangan rohaniah, asas kemaujudan individu, asas sosialitas manusia, asas kekhalifahan manusia, asas keselarasan dan keadilan, asas pembinaan akhlaqul-karimah, asas kasih sayang, asas saling menghargai dan
menghormati, asas musyawarah, dan asas keahlian. Adapun metode dan tekniknya, Aunur Rahim Faqih (2001:53) membagi kepada metode komunikasi secara langsung dan metode komunikasi secara tidak langsung. Bimbingan konseling Islam menurut Amin (2015:22) adalah suatu upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah, dengan cara memberdayakan (empowering) iman, akal, dan kemauan yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan Rasul-Nya, agar fitrah yang ada pada individu itu berkembang dengan benar dan kukuh sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui bimbingan konseling Islam menurut Anwar Sutoyo (2015:207) adalah agar fitrah yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada individu bisa berkembang serta berfungsi dengan baik sehingga menjadi pribadi kaaffah dan secara bertahap mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu dalam kehidupan sehari-hari tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap hukum-hukum Allah dalam melaksanakan tugas kekhalifan di bumi, serta ketaatan dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Bimbingan konseling Islam menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky (2006:189) merupakan suatu aktivitas yang memberikan bimbingan, pelajaran, dan pedoman kepada individu (konseli) dalam hal bagaimana seharusnya seorang konseli mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi permasalahan hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Al-Qur'an dan As- Sunnah. Beralih kepada definisi depresi, merupakan suatu kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang mendalam, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, Insomnia, kehilangan selera makan atau
sebaliknya, kehilangan hasrat seksual, dan kehilangan minat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan Davison (dalam Lubis, 2009:13).

 Depresi menurut Rathus (dalam Lubis, 2009:13) secara umumnya mengalami gangguan yang meliputi keadaan emosi, motivasi, fungsional, dan gerakan tingkah laku serta kognisi. Depresi menurut Atkinson (dalam Lubis, 2009:13) sebagai suatu gangguan mood yang dicirikan tak ada harapan dan patah hati, ketidakberdayaan  yang berlebihan, tak mampu mengambil keputusan memulai suatu kegiatan, tak mampu konsentrasi, tak punya semangat hidup, selalu tegang, dan mencoba
bunuh diri. menurut Lubis (2009:13) adalah suatu gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik (kehilangan kegembiraan/ ghairah) disertai dengan gejala-gejala lain, seperti gangguan tidur dan menurunnya selera makan
atau sebaliknya. Depresi biasanya terjadi saat stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, dan depresi yang dialami berkolerasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang. Fase dewasa awal menurut Hurlock (2003:246) adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Fase dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Fase dewasa awal menurut Santrock (2002) adalah fase untuk bekerja dan
menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Bagi kebanyakan individu, menjadi orang dewasa melibatkan periode transisi yang panjang. Baru-baru ini, transisi dari masa remaja ke dewasa disebut sebagai masa beranjak dewasa yang terjadi dari usia 18 sampai 25 tahun, ditandai oleh ekperimen dan eksplorasi. Banyak individu masih mengeksplorasi jalur karier yang ingin mereka ambil, ingin menjadi individu seperti apa, dan gaya hidup yang seperti apa yang mereka inginkan, hidup melajang, hidup bersama, atau menikah (Arnett dalam Santrock, 2002).

Faktor penyebab depresi ada tiga yaitu pertama, faktor biologis. Faktor- faktor biologis meliputi (1) Hereditas atau disebut juga faktor keturunan, yaitu resiko terkena depresi karena memiliki orang tua biologis yang menderita gangguan suasana hati seperti depresi, (2) abnormalitas neurobiologis yaitu pola aktivitas gelombang otak yang berbeda saat tidur. Individu yang depresi
mengalami lebih sedikit tidur dengan gelombang lambat dan masuk ke tidur lebih cepat pada malam hari dibandingkan dengan individu yang tidak depresi, (3) deregulasi neurotransmitter yaitu berkurangnya neurotransmiter sehingga menyebabkan fungsi otak kurang lancar dan abnormalitas neurotransmiter tersebut dapat mengakibatkan gangguan suasana hati, (4) hormonhormon, individu yang mengalami depresi menunjukkan hiperaktivitas kronis pada sistem kelenjar neuroendokrin dan ketidakmampuan untuk kembali berfungsi normal sesudah pengalaman yang membuat stress dan mengarah pada depresi (Nurhayati,2018)

Metode dan Teknik Layanan Bimbingan Konseling Islam


Metode dan teknik bimbingan konseling Islam menurut Aunur Rahim Faqih yaitu metode sering kali diartikan sebagai cara untuk mendekati masalah sehingga diperoleh hasil yang memuaskan, sementara teknik merupakan penerapan metode dalam praktek. Metode dan teknik menurut Aunur Rahim Faqih (2001:54) yaitu: a) metode langsung, metode langsung metode langsung (metode komunikasi langsung) adalah metode di mana pembimbing melakukan komunikasi langsung yakni bertatap muka dengan orang yang dibimbingnya. b) metode tidak langsung, metode tidak langsung adalah dalam bimbingan konseling Islam melalui media
lain seperti tv, surat kabar dan lainya. Metode langsung adalah metode ketika pembimbing melakukan komunikasi langsung yakni bertatap muka dengan orang yang dibimbingnya. Metode ini dirinci sebagai berikut: a Metode individual. Pembimbing dalam
hal ini melakukan komunikasi langsung secara individual dengan pihak yang dibimbingnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mempergunakan teknik: wawancara atau percakapan pribadi; yakni pembimbing melakukan dialog langsung tatap
muka dengan pihak yang dibimbing. Kunjungan ke rumah; yakni pembimbing mengadakan dialog dengan kliennya tetapi dilaksanakan di rumah klien sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien dan lingkungannya. Kunjungan dan
observasi kerja; yakni pembimbing atau konseling jabatan, melakukan percakapan individual sekaligus mengamati kerja klien dan lingkungannya. b. Metode Kelompok Pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien dalam kelompok. Hal ini dilakukan dengan teknik-teknik: diskusi kelompok; yakni pembimbing melaksanakan bimbingan dengan cara mengadakan diskusi bersama
kelompok klien yang mempunyai masalah yang sama. Karyawisata; yakni bimbingan kelompok yang dilakukan secara langsung dengan mempergunakan ajang karyawisata sebagai forumnya. Sosiodrama; yakni bimbingan atau konseling yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk memecahkan atau mencegah timbulnya masalah secara psikologis. Psikodrama; yakni bimbingan atau konseling yang dilakukan denga cara bermain peran untuk memecahkan atau mecegah timbulnya masalah secara psikologis. Group teaching; yakni pemberian bimbingan atau konseling dengan memberikan materi bimbingan atau konseling tertentu
seperti ceramah kepada kelompok yang telah disiapkan.

PENUTUP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun