Mohon tunggu...
Noorhani Laksmi
Noorhani Laksmi Mohon Tunggu... Administrasi - writer, shadow teacher, Team Azkiya Publishing dan Sanggar Rumah Hijau, Admin Komunitas Easy Writing

http://noorhanilaksmi.wordpress.com FB : Nenny Makmun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Andai Aku Bisa Cinta Kamu (Part 2)

19 Februari 2020   19:58 Diperbarui: 19 Februari 2020   19:50 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: freepik.com

Bagiku dia terlalu memaksakan hati, padahal kalau kamu mau tahu rahasia bisa mendapatkan hati wanita gampang kok.

                Wanita itu mudah ditaklukan dengan proses, bukan dengan ketergesaan dan langsung maunya jadi miliknya. Karena tidak semua itu dalam cinta selali first sight ada yang cinta hadir karena proses terbiasa atau persahabatan.

                Anganku membara kembali sejak kamu menyentuh kedua kakiku, aku berharap besok-besok dalam latihan Dona-lah yang akan memegang kedua kakiku. Tapi ternyata You wish Nin!

                Besok-besoknya yang ada kamu selalu berdiri tidak jauh dariku, kamu seperti ketakutan kecolongan dan aku benci sekali karena sudah latihan berturut kamu yang memegangi kaki-ku.

                Sebalnya aku, kamu tidak peduli penolakan aku lakukan dengan memelototkan mata dan bibir mencibir. Aku tidak mau berlama-lama aku segera mengerjakan secepatnya, aku tidak merasakan getaran apapun saat kau pegangi kakiku, karena hatiku memang sudah sikron dengan kulitku.

                Dari beberapa baris aku lihat Dona memegangi kaki cewek lain, Dona-pun sepertinya sama memperlakukan hal yang sama saat memegangi kakiku. Aku cemburu dan semangatku hilang untuk latihan selanjutnya. Apalagi cewek itu juga terlihat sangat sumringah sesudahnya.

                Aku bahkan bisa menangkap ada sinyal jatuh hati di antara mereka berdua.Oh Tuhan sepertinya ini adalah tanda lagi yang sengaja Man tunjukan kalau Dona itu sudah mengincar cewek satu perguruan yang senagkatan denganku.

                Ya secara tidak langsung dia membuat aku seperti kehilangan harapan. Apa yang aku risaukan terbukti, saat latihan selesai aku melihat Dona dan Ratri berdua bergoncengan naik sepeda.

                Wajah Dona begitu ceria juga Ratri.

                Sementara aku di balik stang sepedaku hanya bisa menatap mereka yang kemudian kabur karena kembungan air mata yang tertahan.

                Saat air mata menetes, sial banget! Kamu sudah ada di sampingku. Dan apa yang keluar dari mulutmu, membuat aku panas mendidih, "Nin...boleh nggak malam Minggu aku main ke rumahmu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun