Mohon tunggu...
Amel_
Amel_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fitri amelia

Female

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anindita

7 April 2021   14:14 Diperbarui: 7 April 2021   14:29 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

dalam bukunya. Semua terlalu manis sebelum Ia mengenal seseorang yang merubah

warnaa cerita ini. Seorang pria yang datang dengan semua janji kesempunaan.

Seseorang yang dulunya pernah membuat pelangi bahkan terlihat lebih indah di mata

Anindita. Alampun seolah mendukung cerita. Keduanya temyata sama-sama memiliki

rasa. Tanpa Anindita sadari, temyata seseorang yang datang lembut membelai benih

denyut sukmanya adalah orang yang juga menghancurkan indah jalan

centanya. Seseorang yang memandang Anindita derngan indah bola matanya adalah

orang yang sama dengan yang menumpahkan racun pahit yang kelak mencekiknya.

Berandalan itu, .begitu ia menyebutnya sekarang. Ia pergi meninggalkan Anindita dengan lukanya, setelah merenggut semua kemuliaan yang Anindita jaga. Saat itu,angin malam seakan memainkan perannya, .berpura-pura dan beralasan bahwa cinta dan perjuangan akan menyambut Anindita esok paginya. Nyatanya, saat ia bangun, Ia ditinggal. Seseorang yang menjanjikannya keindahan malah lari dengan semua gelar pecundang yang Anindita sandangkan kepadanya. Meninggalkan anindita dengan dua malaikat kecil di perutnya. Iya,malaikat itu dua.

Saat itu kondisinya tertekan. Ia ingin menyalahkan, tapi siapa orangnya ? Perasaannya campur aduk, mulai dari dari menyalahkan dirinya sendiri, ketakutan bahkan perasaan ingin menghilangkan apa yang ada di perutnya pernah Anindita rasakan.

Teman-temannya menatap Anindita dengan tatapan jijik, .bahkan keluarganya seolah malu mengakuinya sebagai bagian dan mereka. Hari yang berat dilaluinya dengan penyesalan, bulan pun ia lalui dengan kekecewaan. Hingga hari itu tiba, dua malaikat kecilnya untuk pertama kalinya melihat dunia tanpa ditemani sang ayah yang seharusnya menyambut danmemperdengarkan azan di keduatelinganya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun