Mohon tunggu...
noor johan
noor johan Mohon Tunggu... Jurnalis - Foto Pak Harto

pemerhati sejarah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Harto Ikut Mendamaikan Konflik Palestina-Israel

16 Mei 2021   12:18 Diperbarui: 16 Mei 2021   13:29 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Sesampai di lantai 41, Rabin masih harus menunggu sekitar 15 menit di dalam satu ruang yang terpisah dengan ruang Presiden Soeharto menerima Presiden Sri Langka. Pertemuan dadakan tidak terjadwal antara dua kepala negara ini, tidak terlepas dari usaha Presiden Soeharto ikut serta mengusahakan perdamaian antara Israel dengan Palestina.

          Pengawalan terhadap Perdana Menteri Yitshak Rabin agak luar biasa. Tidak kurang dari 25 anggota Mossad ber-keliaran di lobi sekitar satu jam menjelang kedatangan Rabin. Tanpa melakukan gerakan mencolok, mereka dalam waktu singkat berhasil "membersihkan" daerah sekitar lift. Demikian ditulis di buku terbitan KOMPAS berjudul "Warisan (daripada) Soeharto."

 

Yitzhak Rabin Dibunuh                                                                                     

          Belum genap dua minggu setelah pertemuan antara Per-dana Menteri Yitzhak Rabin dengan Presiden Soeharto di New York, 4 November 1995, awan kelabu melingkupi Israel, Yitzhak Rabin tewas ditembak. Seorang pemuda bernama Yigal Amir menembakkan tiga peluru ke dada dan perut Rabin dalam jarak dekat. Yahudi radikal ini tidak pernah menyesali perbuatannya. Dia tidak terima Rabin hendak berdamai dengan Palestina.

          Yasser Arafat menyampaikan duka mendalam atas nama bangsa Palestina terkait wafatnya Rabin; Saya harap---Israel dan Palestina---punya kemampuan untuk melupakan kejadian ini dan melanjutkan proses perdamaian di seluruh Timur Tengah, ucap Yasser seperti dikutip BBC History.

          Tewasnya Rabin yang sedang berusaha dengan berbagai cara agar terwujud perdamaian antara Irael dan Palestina, mengingatkan pada Anwar Sadat yang juga mati terbunuh pada waktu  sedang berusaha mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.

          Anwar Sadat yang adalah konseptor Perang Enam Hari atau Perang Yom Kippur, meskipun kesudahan dari perang itu wilayah Israel bertambah luas, pada akhirnya Anwar Sadat meyakini sekaligus menyadari bahwa jalan perdamaian adalah perundingan.

          Dimediasi Presiden Jimmy Carter, Presiden Anwar Sadat melakukan perundingan perdamaian dengan Perdana Menteri Israel Manachen Begin di satu tempat bernama Camp David.

          Langkah yang ditempuh Sadat berdamai dengan Israel membuat marah banyak pihak. Pada 6 Oktober 1981, pada saat menyaksikan parade militer Angkatan Perang Mesir, Letnan Khalid Islambouli diiringi empat prajurit berjalan ke mimbar kehormatan, bersamaan dengan milintas pesawat tempur di udara, Khalid dan empat prajurit memuntahkan peluru kearah Anwar Sadat yang sedang menyaksikan parade di mimbar ke-hormatan.                                                        

          Anwar Sadat tewas pada waktu memakai pakaian kebesaran militer, dan ditengah-tengah prajurit-prajuritnya. Khalid Islambouli penganut Ihkwanul Muslimun, sangat kecewa dengan langkah Anwar Sadat hendak berdamai dengan Israel.  Ia tidak pernah menyesal telah membunuh Sadat. "Saya membunuh Firaun", kata Khalid di persidangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun