Lantangnya teriakan belumlah sebenarnya, bila hati hanya berbisik lirih dalam takut larut beringsut surut , meragu terhasut  mulut tak takut malaikat maut yang sebentar lagi segera menjemput
Gemeretaknya gigi belumlah sejatinya bila hati kelu dalam kaku membisu tak bersuara walau sepatah, memutus asa, memupus rasa, menyirna harap tak berdaya dalam pasrah tanpa tawakkal sebenar perintahNya
Dalam diam, namun hati lantang dalam kokoh mengiba pada Sang Pencipta jagat seisinya adalah kesejatian yang akan melahirkan keabadian rasa
Dalam hening , namun hati tak henti menjerit pada Sang P:enguasa jagad raya adalah kesejatian yang akan menghapus lara di keabadian
Dalam sunyi, namun hati tak pernah menyerah dan senantiasa menyambung asa adalah kesejatian yang akan meriuhkan bahagia yang tak pernah ada kata sudah
Dalam sepi, namun hati senantiasa menderu meraungkan asa yang tak pernah kusut adalah kesejatian yang akan menemukan keagungan CintaNya
CintaNya tak berkesudahan, CintaNya yang Rohman tak berbatas pada semua makhlukNya di dunia, CintaNya yang Rahim, hanya diperuntukkan bagi yang merindu pertemuan denganNya
4E, Â Sept 13019