Tokoh terakhir adalah Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok. Terus terang, saya tidak mengenal Ahok secara pribadi. Saya tidak punya hubungan darah dengan Ahok. Saya juga tidak memilih Ahok saat Pilkada DKI (jelaslah, saya kan bukan warga Jakarta). Tapi bagi saya Ahok ini adalah sosok yang mampu mengupayakan sifat pengampun hadir dalam dirinya. Ketika begitu banyak orang marah, benci hingga ada yang ingin membunuh dia, Ahok yang dikenal tegas dan keras ini justru menerima semua yang terjadi pada dirinya dan mengampuni semua orang yang membenci dia.
Dalam hidup, saya dan anda semua bisa melihat bahwa lebih mudah bagi kita untuk membenci orang lain daripada mengampuninya. Menjadi pribadi yang mampu mengampuni itu memang sulit, tapi jika kita mau terus mengupayakan sifat pengampun itu, maka hidup kita akan menjadi semakin dekat dengan Allah, karena Allah itu adalah Allah yang maha pengampun. Sebaliknya, menjadi pembenci itu mudah dan jika kita terus mengupayakan sifat itu tertanam dalam diri kita, maka hidup kita pun akan semakin menjauh dari Allah karena membenci itu bukanlah sifat Allah.Â
Oleh karena itu, jika nanti ada yang tersinggung dan dan marah dengan tulisan saya ini, maka saya mohon dengan sangat ampunilah saya, karena ada petuah bijak yang mengatakan "jika kamu bisa mengampuni orang lain, maka itu berarti kamu sudah bisa melihat wajah Allah dalam diri orang lain". Mengampuni akan membuatmu lebih dekat dengan Allah, karena Allah sendiri adalah maha pengampun dan pengasih lagi maha penyayang. Maha besar Allah atas segala ciptaanNYA. Amin.