Jogja selalu punya cara unik untuk menciptakan suasana yang hangat dan bermakna. Salah satu tempat andalanku untuk beristirahat sejenak dan menikmati momen adalah sebuah kafe yang terletak persis di tepi Tugu Jogja. Bukan hanya sekadar tempat minum kopi, kafe ini menjadi ruang untuk menikmati hidup lewat hal-hal sederhana di sekitar kita, lalu lintas yang ramai, senyum orang-orang yang lewat, hingga cahaya sore yang jatuh indah di bangunan-bangunan tua. Di tempat ini, aku merasa bisa benar-benar berhenti sejenak, menghirup udara, dan kembali terhubung dengan diri sendiri dan suasana kota.
Malam yang perlahan berganti pagi menghadirkan suasana tenang dan menyentuh hati ketika aku dan beberapa teman memutuskan untuk duduk di meja outdoor yang menghadap langsung ke Tugu Jogja. Dari tempat itu, kami bisa dengan leluasa mengamati dinamika jalanan pengendara motor yang tampak terburu-buru melintasi malam, serta para pejalan kaki yang santai melangkah menikmati detik-detik terakhir senja. Ada ketenangan yang sulit dijelaskan saat menyaksikan kehidupan berjalan dalam iramanya sendiri. Tugu Jogja berdiri gagah di tengah keramaian, seakan menjadi saksi diam dari segala obrolan hangat dan tawa ringan yang kami bagi malam itu. Keberadaannya bukan hanya simbol kota, tapi juga penjaga suasana yang membuat setiap percakapan terasa lebih dalam dan bermakna. Momen seperti ini membuatku sadar bahwa keindahan tak selalu datang dari hal besar, tapi dari kebersamaan dan ketulusan yang sederhana.
Yang paling aku sukai dari tempat ini adalah suasananya yang perlahan berubah seiring waktu. Ketika matahari mulai menghilang di balik cakrawala, lampu-lampu di sekitar Tugu mulai menyala, menciptakan nuansa malam yang terasa magis dan memikat. Pemandangan menjadi lebih tenang, seiring dengan berkurangnya keramaian lalu lintas di jalanan. Suara kendaraan yang tadinya riuh mulai mereda, berganti dengan bunyi yang lebih pelan dan menenangkan, seolah menjadi alunan lembut yang menemani malam. Perubahan suasana ini memberikan ketenangan tersendiri, membuatku betah berlama-lama menikmati malam di tengah keindahan khas Jogja.
Percakapan kami perlahan bergeser ke topik-topik yang lebih dalam tentang harapan, tentang perjalanan hidup yang tak selalu mudah, dan upaya masing-masing dari kami dalam mencari makna di balik semua pengalaman itu. Ada sesuatu yang hangat terasa, bukan hanya dari kopi yang kami genggam, tapi juga dari perhatian tulus teman-teman yang mendengarkan tanpa menghakimi. Suasana malam yang tenang di sekitar Tugu pun seolah ikut membantu membuka hati kami. Momen itu terasa begitu jujur dan hangat, seakan ruang dan waktu mendukung kami untuk saling berbagi dan memahami tanpa perlu banyak kata.
Nongkrong di cafe tepi Tugu Jogja bukan hanya soal mencari tempat ngopi, tapi juga tentang menemukan ketenangan dan makna dalam hidup sehari-hari. Tempat ini mengajarkan aku bahwa kadang, yang kita butuhkan bukanlah suasana yang ramai dan penuh gemerlap, tapi justru keheningan dan kehangatan dalam kebersamaan. Kalau kamu ingin merasakan sendiri suasana syahdu seperti ini, aku sangat merekomendasikan mampir ke cafe di tepi Tugu Jogja. Bawa teman, pesan kopi favoritmu, dan biarkan dirimu tenggelam dalam cerita dan ketenangan yang hanya bisa didapat di tempat ini.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI