Mohon tunggu...
Nona Nurillah
Nona Nurillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - hanya manusia biasa

salah satu mahasiswi di Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih Jauh Pencetus Pendidikan Wanita di Hindia Belanda

14 Oktober 2021   20:31 Diperbarui: 14 Oktober 2021   21:02 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak jauh berbeda dari Kartini, Sartika mulai mengajar sejak kecil dengan menjadi guru bagi adik-adik dan pembantunya. Sartika yang sempat merasakan bangku sekolah merasa sangat beruntung dapat mengajarkan semua pengalamannya kepada sesama wanita untuk menjadi setara dengan pria dan perlahan menunjukkan bahwa wanita dapat melakukan banyak hal. Sartika mengajarkan dasar-dasar kewajiban perempuan, seperti menjahit dan memasak, selain literasi dan bahasa Belanda (Zakaria, 2010, hlm. 5-6).

Perjuangan yang mereka lakukan untuk membebaskan perempuan serta menyetarakan derajat dengan kaum pria telah tercapai. Buktinya, kini kaum wanita bebas berekspresi di depan umum hingga dapat menjadi pemimpin layaknya kaum pria. Terbitnya buku Habis Gelap Terbitlah Terang dan berdirinya Yayasan Dewi Sartika membuktikan bahwa perjuangan mereka tetap wangi hingga kini.

Sumber:

Faujiah, E., & Samsudin. (2020). Pemikiran Dewi Sartika Pada Tahun 1904-1947 Dalam Perspektif Islam. Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, 17(2), 205-212. doi:10.15575/al-tsaqafa.v17i2.10402

Hartutik. (2015). R. A. Kartini: Emansipator Indonesia Awal Abad 20. Jurnal Seuneubok Lada, 2(1), 86-96. Dikutip dari ejurnalunsam.id

Sulistiani, Y., & Lutfatulatifah. (2020). Konsep Pendidikan Bagi Perempuan Menurut Dewi Sartika. Jurnal Equalita, 2(2), 118-129. Dikutip dari syekhnurjati.ac.id


Zakaria, M. M. (2010). R. A. Kartini Versus R. Dewi Sartika: Menakar Bobot Kepahlawanan. Dikutip dari www.google.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun