Mohon tunggu...
Nofail Hanf
Nofail Hanf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Nofail Hanf_20107030095. Selamat Membaca dan Semoga bermanfaat.

Jangan lupa tersenyum dan bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Meneladani Abu Ubaidah bin Jarrah Sahabat Rasulullah yang Bisa Dipercaya.

10 Maret 2021   10:53 Diperbarui: 10 Maret 2021   15:51 2201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah tersebut menjadi bukti bahwa Abu Ubaidah bin Jarrah adalah orang yang beriman secara kaffah. Ia akan lebih memilih untuk tetap memperjuangkan Islam walau orang yang harus ia hadapi adalah ayahnya sendiri.

Berkenaan dengan kisah ini Allah berfirman dalam al-Quran surah al-Mujadalah ayat 23, "Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung."ayat ini seakan mempeetegas bahwa keimanan yang sejati adalah menempatkan kecintaan kepada Allah dan Rasul Nya di atas kecintaan pada hal yang lain, sekalipun itu menyangkut cinta kepada keluarga. Rasulullah juga bernah bersabda, "Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia".

Keimanan Abu Ubaidah menjadi inspirasi bagi sahabat yang lain, ia telah membuktikan kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya pada yang lain. di perang Badar ia telah membuktikan untuk mempertahankan keimananya. Ia tidak menyarungkan pedang walaupun yang dihadapinya adalah ayahnya sendiri.

Gubernur yang Miskin

Tahun-tahun setelah Rasulullah wafat Abu Ubaidah bin Jarrah tetap menjadi pribadi yang mengabdikan dirinya untuk Islam. Di masa kepemimpinan Umar bin Khattab ia menjadi seorang gubernur di wilayah Syam. Sebagai seorang gubernur Abu Ubaidah bin Jarrah tetap melakoni hidup sederhan sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah.

Pada suatu kali Khalifah Umar bin Khattab berkunjung ke Syam, ia berkunjung ke kediaman Abu Ubaidah bin Jarrah, saat sampai di kediaman Abu Ubaidah, Khalifah Umar menangis karena melihat keadaan Abu Ubaidah yang begitu seadanya.

Khalifah Umar begitu tersentuh karena Gubernur Syam yang telah berjasa banyak pada penyebaran Islam itu menjadi gubernur dengan hanya menyisakan alas tidur untuk tidur dan sepotong roti untuk ia makan, tidak ada barang mewah di kediamannya. Abu Ubaidah tetap konsisten untuk menjadi orang kuat yang dipercaya, ia menjaga amanah untuk menjadi gubernur yang tidak mengambil kesempatan untuk memperkaya dirinya saat kesempatan terbuka lebar.

Wasiat sang Gubernur

Saat statusnya masih sebagai Gubernur Syam, Abu Ubaidah meninggal karena terkena wabah. Sebelum wafat ia berpesan kepada kaum Muslimin yang bersama dirinya "Aku berwasiat kepada kalian. Jika wasiat ini kalian terima dan laksanakan, kalian tidak akan sesat dari jalan yang baik, dan senantiasa dalam keadaan bahagia. Tetaplah kalian menegakkan shalat, berpuasa Ramadhan, membayar zakat, dan menunaikan haji dan umrah. Hendaklah kalian saling menasihati sesama kalian, nasihati pemerintah kalian, dan jangan biarkan mereka tersesat. Dan janganlah kalian tergoda oleh dunia. Walaupun seseorang berusia panjang hingga seribu tahun, dia pasti akan menjumpai kematian seperti yang kalian saksikan ini."

Abu Ubaidah bin Jarrah meninggal dengan meninggalkan jasa yang tidak sedikit, ia telah berkontribusi besar terhadap Islam dengan tetap menjadi orang kuat yang dipercaya selama tiga generasi kepemimpinan Islam. Abu Ubaidah bin Jarrah patut diteladani sebagai sahabat yang konsisten dengan keimnannya.

Wasiat-wasiatnya patut diperhatikan sebagai pengingat bagi kaum Muslimin sesudahnya bahwa wajiblah mereka untuk memperhatikan dan melaksanakan perintah agamanya untuk mencapai keimanan yang sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun