Mohon tunggu...
Junus Barathan.
Junus Barathan. Mohon Tunggu... Guru - Profesional.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Purna Tugas PNS Guru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rindu Ini Menyiksaku

21 Juli 2019   18:56 Diperbarui: 21 Juli 2019   18:59 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : 68patchworkris.tumblr.com

Kurebahkan tubuh di atas hamparan hijau rerumputan, memandang jauh ke langit biru, diantara awan tipis berarak pergi. 

Ilalang-ilalang disebelahku diam, pancuran bambu kecil memancarkan air, gemercik suaranya memecah sunyi sepi. 

Alam seakan beku di sore hari yang teramat dingin, burung-burung mungil enggan berkicau, di sudut ranting menepi. 

Tak berkedip sedikitpun walau mata terasa perih, terus kupandangi satu demi satu hingga ke langit ke tujuh, mungkinkah semua ini dapat terjadi ?

Sungguh rindu ini menyiksaku, disetiap nafas membuatku merasa tak menentu, ingin segera bertemu, duhai... Pelita Hati. 

Paras indah cahayamu belum juga dapat kugapai, tertatih-tatih menelusuri hidayah-Mu, namun aku takkan berhenti. 

Hingga tiba saatnya nanti disuatu masa, pasti kita kan bertemu, memandangi wajahmu sepuas hati. 

Aku enggan untuk pergi, walau waktu telah menjelang, kuingin hidup seribu tahun lagi. 

Singosari, 21 Juli 2019

@J.Barathan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun