Mohon tunggu...
NoerHasni
NoerHasni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pencari ilmu yang mencoba mengambil bagian dari roda zaman...

"The world is a fickle place, and it's not fair. But if you're getting most of your rewards from you, then you can use that as a kind of compass, and you can be secure in the fact that you're working for the right reason, and you're going in the right direction."

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ranah Minang dalam Pusaran Krisis Sosial

9 Maret 2023   22:48 Diperbarui: 9 Maret 2023   22:58 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Kekerasan seksual merupakan kejahatan terhadap martabat manusia, serta perbuatan amoral yang tidak boleh mendapatkan ruang dimanapun di muka bumi ini. Hal ini karena dampak yang ditimbulkan oleh kekerasan seksual terhadap korban sangatlah fatal, korban kekerasan seksual tidak hanya menderita atau mengalami gangguan kesehatan secara fisik namun juga penderitaan psikologis, ini tentu saja akan mempengaruhi perilaku dan mentalitas korban. Sementara itu, hukum hari ini belum mampu memberikan perlindungan terhadap korban kekerasan seksual terlebih perempuan dan anak.

Berbagai program yang dilaksakan oleh pemerintah propinsi dan daerah di Sumatera Barat sampai saat ini terlihat belum efektif dalam mencegah terjadinya kasus kekerasan dan kejahatan seksual di ranah Minang, hal ini bisa kita lihat dari laporan kejadian yang kembali berulang.

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya pemerintah mengambil kebijakan progresif. Boleh jadi belum efektifnya program-program pemerintah sumatera barat dalam pencegahan kekerasan seksual dan berbagai krisis social lainnya sampai saat ini dalam pandangan saya disebabkan karena solusi yang diterapkan tidak berbasis pada pemahaman kondisi real perubahan tatanan kehidupan kultural Minangkabau hari ini, untuk itu pemerintah  perlu meningkatkan upaya nonpenal melalui kegiatan seperti penyantunan dan pendidikan sosio-kultural, dan penggarapan kesehatan jiwa masyarakat melalui pendidikan moral dan agama.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa berbagai usaha pemerintah dalam menegakan tatanan masyarakat Minangkabau yang sesuai dengan falsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah cukup menggema di Sumatera Barat, pemerintah berusaha merancang program untuk penguatan nilai falsafah tersebut. Akan tetapi,  semua program tersebut masih bersifat seremonial. 

Sementara itu, kebudayaan global tanpa disadari mendorong arus perubahan dalam tatanan kehidupan disegala aspek. Termasuk goyangnya struktur kekerabatan matrilineal. Bak pepatah orang Minang mengatakan, sakali aia gadang, sakali tapian barubah, Kehidupan dan tatanan masyarakat kultural Minangkabau telah mengalami pergeseran kehidupan sosial yang tidak lagi sesuai dengan nilai-nilai budaya Minangkabau.

 Berbagai factor baik internal maupun eksternal sangat berperan dalam perubahan ini, seperti budaya global dalam kancah globalisasi, modernisasi, kemajuan teknologi informasi, dan berbagai interaksi dengan berbagai nilai dari budaya luar terutama barat. Arus budaya materialisme telah menumpulkan kultur matrilineal yang berlandaskan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, semakin kuatnya individualisme. Hal ini menyebabkan bergesernya nilai-nilai budaya Minangkabau yang melahirkan kurangnya kebanggan terhadap budaya sendiri, artinya kebanggaan terhadap identitas tidak ada lagi.


Sejak beberapa tahun belakangan masyarakat mulai meninggalkan kebermanfaatan hubungan kekerabatan komunal matrilineal, terutama masyarakat perkotaan. Dalam hal ini peneliti Fatmariza dan Febriani (2019) menyebutkan bahwa posisi perempuan minang dalam keluarga modern relatif lebih rentan terhadap kekerasan terutama berkaitan dengan semakin berjaraknya perempuan dengan kerabat matrilineal. Inilah inti permasalahan yang patut kita sorot untuk memahami kondisi masyarakat dalam menerapkan langkah-langkah pencegahan krisis social dalam masyarakat Minangkabau.

Interaksi dengan kultur sekularisme, liberalism, dan  kapitalisme telah memperlihatkan perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat kita hari ini. Untuk itu, sudah waktunya kita merangkul semua lapisan masyarakat untuk memahamkan kembali konsep moral, pemahaman agama, membangun komunikasi yang baik dan kedekatan dalam berinteraksi kepada anggota keluarga, serta lingkungan sosialnya.

Disamping itu pemerintah, khususnya aparat penegak hukum, diharapkan memberikan sanksi tegas terhadap para pelaku serta konsisten melindungi korban dengan mengoptimalkan program-program perlindungan yang ada, serta mengalokasikan anggaran yang memadai untuk menangani kasus kekerasan dan kejahatan seksual ini.

 Dari segi budaya, jika kita mendalami kembali kearifan local masyarakat Minangkabau, sebenarnya cukup banyak tradisi yang hidup di masyarakat yang sangat potensial untuk dikembangkan, diperkuat dan disosialisaasikan kembali sebagai dasar pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Salah satunya dapat kita lihat dari dimensi garis keturunan, terdapat hubungan kekerabatan mamak-kamanakan yang sejauh ini masih berkontribusi untuk menjamin perlindungan terhadap perempuan dan anak di dalam keluarga.

Selain itu masih banyak tradisi yang memperkuat hubungan kekerabatan dan garis keturunan dalam masyarakat Minangkabau yang bisa menjadi salah satu modalitas sosial dalam perlindungan sosial ekonomi perempuan dan anak. Penguatan nilai-nilai ini dapat dilakukan dengan memerankan kembali tokoh-tokoh adat seperti ninik mamak, alim ulama, bundo kanduang, urang ampek jinih (empat jenis kepemimpinan dalam adat). Dengan demikian penguatan terhadap nilai-nilai tersebut, akan dapat meminimalisir permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di dalam keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun