Sekarang ini, kita hidup di zaman di mana keberhasilan sering diukur dari apa yang bisa kita tunjukkan ke orang lain.
Kerja keras rasanya tidak dianggap sah kalau belum diiringi dengan update foto pakai barang bermerek, nongkrong di tempat fancy, atau unboxing gadget terbaru.
Padahal capeknya kerja, lembur, stres, itu tidak selalu harus dibayar dengan belanja demi validasi.
Kita jadi lupa bahwa keberhasilan itu bukan tentang seberapa mahal barang yang kita punya, tapi seberapa tenang hidup yang bisa kita jalani.
Sayangnya, ada semacam tekanan tak terlihat yang membuat orang merasa, "Kalau nggak kelihatan sukses, berarti aku belum sukses."
Dan dari situ lahir nasihat-nasihat yang seolah keren, padahal bisa membuat kita jatuh ke lubang keuangan yang dalam.
“Beli barang dong, biar keliatan hasil kerja kerasnya!”
Kalimat ini sering kita dengar, baik dari teman, konten motivasi ala-ala, bahkan kadang dari keluarga sendiri.
Sekilas kedengarannya seperti nasihat penyemangat. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, ini justru bisa jadi racun yang halus.
Kenapa? Karena nasihat itu membuat kita percaya bahwa hasil kerja keras harus selalu tampak —harus bisa dilihat orang, harus bisa difoto, harus bisa diposting. Padahal tidak semua keberhasilan butuh pembuktian visual.